
![]() |
Drs. Tgk. H. Ameer Hamzah, M.Si (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Oleh: Ustaz Drs. H. Ameer Hamzah, M.Si
Umat Islam disunnahkan berpuasa Asyura pada 10 Muharram. Rasulullah SAW sendiri berpuasa pada hari Asyura setelah melihat kaum Yahudi di Madinah yang berpuasa pada hari tersebut sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa AS dan Bani Israel dari kejaran Fir’aun yang ditenggelamkan di Laut Merah.
Ketika Rasulullah SAW mengetahui hal itu, beliau bersabda, “Aku lebih berhak atas Musa daripada mereka.” Rasulullah kemudian menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura dan menambahkan satu hari sebelumnya (9 Muharram) atau satu hari sesudahnya (11 Muharram), agar tidak menyerupai kebiasaan kaum Yahudi. Puasa Asyura memiliki keutamaan besar dan ganjaran pahala yang agung bagi yang melaksanakannya.
Selain itu, tanggal 10 Muharram juga dikenang sebagai hari syahidnya cucu Rasulullah SAW, Saidina Husain bin Ali RA, di Karbala. Peristiwa tragis ini terjadi ketika Husain diundang oleh penduduk Kufah (Irak) yang berjanji akan mengangkatnya sebagai khalifah. Husain berangkat ke Kufah bersama keluarga dan para pengikutnya sekitar 75 orang. Namun, setibanya di Karbala, rombongan Husain dihadang oleh pasukan Yazid bin Muawiyah, penguasa saat itu, yang juga seorang Muslim.
Saat itu, rombongan Husain kehausan dan hendak mengambil air dari sungai kecil, namun dihalangi. Pada waktu Dzuhur dan Ashar, Husain masih sempat memberikan nasihat yang isinya menegaskan bahwa beliau tidak memiliki ambisi merebut kekuasaan, dan tidak ingin terjadi permusuhan antar sesama Muslim.
Situasi berubah setelah datang utusan yang membawa perintah untuk membunuh Husain. Meski ada sebagian pasukan yang sempat ragu dan menarik diri, namun pasukan musuh akhirnya diperkuat dan menyerang. Husain beserta sebagian besar keluarganya syahid pada hari itu, tanggal 10 Muharram. Hanya dua orang yang selamat, yaitu Zainab (saudari Husain) dan Ali Zainal Abidin (putra Husain), yang kemudian ditawan.
Jasad Husain dibiarkan tergeletak tanpa dimakamkan hingga membusuk, sementara kepalanya dibawa ke istana Yazid. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Yazid kemudian mengizinkan Zainab dan keluarga Husain kembali ke Madinah, dan kepala Husain dikuburkan di pemakaman Baqi’, Madinah.
Menurut riwayat lain, kuburan Husain digali kembali oleh kelompok Syiah dan kepalanya dipindahkan ke Kairo, Mesir, lalu dikuburkan di Masjid Husain. Hingga kini, Masjid Husain di Kairo ramai dikunjungi orang-orang Syiah yang datang berziarah sambil menangis. Mengenai mana yang benar, apakah makam Husain di Baqi’ atau di Kairo, wallahu a’lam.
Terdapat dua pendapat terkait siapa dalang di balik pembunuhan Husain. Pendapat pertama mengatakan bahwa Yazid tidak secara langsung memerintahkan pembunuhan, melainkan hanya memerintahkan penangkapan Husain. Pendapat kedua menyebutkan bahwa Yazid adalah dalang utama dan bertanggung jawab atas tragedi tersebut.
Yazid bin Muawiyah adalah putra Muawiyah bin Abu Sufyan, yang memimpin Dinasti Umayyah sebelum kekuasaan berpindah ke Dinasti Abbasiyah.
Di Aceh dan Sumatra Barat, 10 Muharram biasanya diperingati dengan membuat kue tradisional seperti apam. Tradisi ini dibolehkan selama tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan syariat.
Memperingati 10 Muharram yang terbaik dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW beserta keluarganya. Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad wa ashabihi ajma’in.
(Disarikan oleh Darmawan Abidin dan Sayed M. Husen dari ceramah Shubuh di Masjid Raya Baiturrahman, Kamis, 3 Juli 2025/8 Muharram 1447)