
![]() |
Muzakir Manaf (kiri) dan Abu Paya Pasie (kanan) (Gubernur Aceh dan Imam Besar MRB) |
Ahlan wa Sahlan Abu Paya Pasi di Masjid Raya Baiturrahman
Bila disebutkan nama Teungku H Muhammad Ali, khalayak akan
mengernyitkan dahinya dan bertanya, siapa dia? Nama tersebut memang jarang
diketahui warga Aceh. Sebab masyarakat Aceh lebih mengenal nama Abu Paya Pasi
dari pada nama aslinya.
Dalam sepekan ini nama Abu Paya Pasi menjadi topic trending
setelah kabar shahih Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf (Mualem), menunjuk ulama
kharismatik Aceh ini sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman (MRB) yang
baru untuk menggantikan Prof Dr Tgk Azman Ismial MA yang telah emban amanah
yang sama sejak tahun 2003 lalu.
Pengukuhan Abu Paya Pasi sebagai Imam Besar di masjid
bersejarah yang menjadi kebanggaan Aceh tersebut akan dilakukan oleh Mualem
pada Rabu (13/8/2025), bertepatan dengan 19 Safar 1447 H diawali dengan shalat Ashar
berjamaah di MRB. Gubernur Aceh sudah menyebarkan undangan yang terbuka untuk
dihadiri jamaah dan khalayak.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis
Daerah (UPTD) Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur, Sabtu (9/8/2025).
“Alhamdulillah benar, Abu Paya Pasi ditunjuk menjadi Imam Besar Masjid Raya
Baiturrahman yang akan dikukuhkan pada Rabu, 13 Agustus 2025,” sebutnya.
Kalangan ulama dan tokoh masyarakat menganggap penunjukan
ulama kharismatik kelahiran Gampung Alue Dama, Baktiya Kabupaten Aceh Utara
pada 4 Agustus 1954 ini menjadi Imam Besar MRB sudah tepat. Namun batas waktu
emban amanah sebagai Imam Besar MRB belum didapatkan.
Tentu saja Mualem memutuskan urusan umat ini dilakukan dengan
berbagai pertimbangan dan melalui musyawarah yang melibatkan berbagai pihak.
Abu Paya Pasi diharapkan mampu membawa dan meningkatkan kemakmuran MRB sebagai
sentra masjid di Aceh dalam berbagai kegiatan dakwah, ibadah juga kegiatan
sosial, budaya dan tantangan umat kekinian.
Abu Paya Pasi mendirikan Dayah Bustanul Huda dan diresmikan
oleh gurunya, Abu Lueng Angen pada 21 Juli 1991. Dayah yang didirikannya ini
berada di Desa Alue Cek Doi, Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur. Lokasi dayah
tersebut persis menuju ke Paya Pasi inilah yang membuatnya kemudian dikenal
dengan sebutan Abu Paya Pasi.
Dayah tersebut kini berkembang pesat dan menjadi patron dayah
salafi lainnya di Aceh. Ribuan alumni santrinya tersebar ke seluruh Aceh dan
daerah lain. Dayah Bustanul Huda juga dikenal melahirkan qari/qariah dan para-penghafal
Al Quran.
Abu Paya Pasi dikenal sebagai ulama yang sangat mencintai dan
mengamalkan ilmu pengetahuan. Pendapat dan fatwa hukumnya sering dijadikan
rujukan oleh berbagai kalangan termasuk memutuskan hukum-hukum dan fatwa-fatwa
bagi generasi Islami di Aceh.
Abu Paya Pasi sempat menjadi santri di Darul Munawwarah Krut
Lintang saat dipimpin oleh Abu Haji Muhammad Yusuf bin Teungku Mahmud, di
Kecamatan Peureulak, Aceh Timur pada tahun 1970 sampai 1974.
Setelah enam tahun di dayah tersebut, Abu Paya Pasi kemudian
ke Julok dan belajar di Cabang Darussa'dah selama dua tahun 1985-1976. Selain
belajar, Abu Paya Pasi juga sekaligus mengajar di dayah ini.
Tak lama, Abu Paya Pasi melangkah ke Aceh Utara untuk menimba
ilmu agamanya di Dayah Malikussaleh Pantonlabu, di bawah kepemimpinan Abu
Ibrahim Bardan atau Abu Panton selama delapan bulan.
Setelah delapan bulan di sana, ia kemudian ke Darul Huda
Leung Angen. Abu Paya Pasi belajar di Dayah tersebut mulai tahun 1978 sampai
1990.
Selama menempuh ilmu agama Abu Paya Pasi banyak belajar
berbagai ilmu terdiri dari, ilmu thariqat khalutiayyah, syattariyah, dan
haddad.
Kedekatan Abu Paya Pasi dengan Mualem dan petinggi Partai
Aceh (PA) terlihat ketika beliau pernah mengisi jabatan sebagai Dewan Penasihat
Pusat Partai Aceh dan Tuha Peut Wali Nanggroe. Namun, beberapa waktu lalu, Abi
Paya Pasi mundur sekaligus dari tiga jabatan tersebut karena dinamika politik
Aceh saat itu.
Selain itu Abu Paya Pasi juga pernah menjabat sebagai Ketua
Majelis Ulama Nanggroe Aceh (MUNA) dan juga dipercayakan menjadi salah satu
Majelis Syuyukh Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
Ahlan wa sahlan Abu Paya Pasi di Masjid Raya Baiturrahman. Ada satu tugasnya sebagai Imam Besar MRB langsung diperlukan sentuhannya. Semoga Abu Paya Pasi bersama dukungan seluruh masyarakat Aceh untuk mengembalikan tanah wakaf Blang Padang untuk kembali pada pangkuan Masjid Raya Baiturrahman. (NA RIYA ISON)