
Tgk. Haris Darmawan, ST.,MT (Pengurus RMRB Aceh) |
Kejujuran Sejak Remaja sebagai Fondasi Kepemimpinan Masa Depan
Oleh Haris Darmawan, S.T., M.T.
Kejujuran adalah fondasi kokoh dalam pembentukan karakter, terutama dalam dunia kepemimpinan. Di tengah derasnya arus zaman yang sering mengedepankan hasil instan dan pendekatan pragmatis, menanamkan nilai kejujuran sejak usia remaja menjadi keharusan. Masa remaja adalah fase emas pembentukan jati diri, saat nilai-nilai dasar seperti kejujuran mulai mengakar kuat dalam kepribadian.
Allah ﷻ memerintahkan hamba-Nya untuk berkata benar dalam segala keadaan, sebagaimana firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
(QS. Al-Ahzab [33]: 70)
Kebiasaan bersikap jujur sejak usia dini akan berbuah manis dalam jangka panjang. Nilai ini tidak hanya membentuk pribadi yang terpercaya, tetapi juga menjadi landasan pengambilan keputusan yang adil dan berintegritas. Pemimpin sejati adalah mereka yang berani berkata benar, mengakui kesalahan, dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang yang senantiasa jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, dan kejahatan membawa ke neraka. Seseorang yang terus-menerus berdusta akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Integritas seorang pemimpin bukan hanya diukur dari kecerdasan atau keterampilan, tetapi dari konsistensinya memegang kebenaran. Kepercayaan masyarakat tidak lahir dari kata-kata manis semata, melainkan dari kesesuaian antara ucapan dan perbuatan. Inilah yang membangun kredibilitas dan legitimasi seorang pemimpin di mata publik.
Kejujuran juga menuntut keberanian. Tidak jarang berkata benar berarti siap menghadapi risiko: penolakan, kritik, atau kehilangan peluang. Namun, keberanian untuk tetap berpihak pada kebenaran adalah ciri khas pemimpin yang kokoh imannya. Allah ﷻ menegaskan:
“Janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang batil dan jangan kamu sembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 42)
Membangun budaya kejujuran sejak remaja adalah tanggung jawab bersama. Keluarga, sekolah, dan lingkungan sosial harus menjadi tempat yang menumbuhkan kejujuran, bukan menormalisasi kebohongan demi kenyamanan sesaat. Sebab, masa depan bangsa ada di tangan para pemimpin, dan pemimpin yang tangguh hanya lahir dari pribadi yang berpegang pada kebenaran sejak dini.
Semoga kita dan generasi muda tumbuh menjadi pribadi yang jujur, berani, dan berintegritas, sehingga layak menjadi pemimpin masa depan yang diridhai Allah ﷻ.
Editor : AMY