Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Keistimewaan Hamba Allah yang Terjaga dari Godaan Iblis

    Kamis, 07 Agustus 2025, Agustus 07, 2025 WIB Last Updated 2025-08-07T22:14:22Z

    Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, Lc.,MA
    (Imam Besar MRB)

     

    Surah Al-Isra’ ayat 65:


    "“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga” (QS. Al-Isra ayat 65)

     

    Sebelumnya dijelaskan bagaimana tipu daya Iblis untuk menyesatkan manusia dengan berbagai tipu daya kemudian dalam ayat ini, Allah SWT menegaskan kepada Iblis bahwa ada golongan hamba-hamba-Nya yang tidak akan mampu digoda oleh tipu dayanya. Mereka adalah para mukmin yang ikhlas serta senantiasa berlindung kepada Allah SWT dalam setiap urusan. Keteguhan hati mereka dan kesadaran akan kelemahan diri di hadapan Allah menjadi tameng kuat menghadapi bisikan setan. Pesan ini menunjukkan bahwa sebesar apa pun makar dan rayuan setan, ia tidak memiliki jalan terhadap hamba-hamba Allah yang teguh dalam tauhid.


    Menurut para mufasir, kata ‘ibadi’ dalam ayat ini menunjukkan kemuliaan khusus bagi hamba-hamba yang terjaga (‘ishmah) oleh Allah. Ibnu Katsir menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah para Nabi, Rasul, dan orang-orang yang bersungguh-sungguh menjaga ketaatan. Mereka bukan makhluk sempurna tanpa dosa, tetapi Allah membentangkan perlindungan-Nya sehingga mereka tidak terjerumus dalam kesesatan permanen. Ini mengisyaratkan pentingnya upaya manusia dalam menjaga iman agar senantiasa termasuk dalam golongan hamba pilihan itu.


    Ayat ini sekaligus menolak sikap putus asa dalam diri seorang mukmin. Seburuk dan sekuat apa pun godaan, selama seseorang tetap menggantungkan harapannya kepada Allah, setan tidak akan punya kuasa terhadapnya. Imam al-Qurthubi memaknai kalimat laisa laka ‘alaihim sultan bukan berarti Iblis sama sekali tidak bisa menggoda, melainkan ia tidak bisa menundukkan hingga mereka benar-benar taat dan tunduk kepadanya. Artinya, selama hati tetap terpaut pada Allah SWT, cengkeraman setan tidak akan mampu memalingkan mereka dari jalan lurus.


    Dalam penutup ayat ini, Allah SWT menyatakan “Cukuplah Rabb-mu sebagai wakil.” Pesan ini memperlihatkan bahwa penjagaan dan pengawasan Allah bersifat langsung—tidak perlu wasilah apa pun bagi yang berserah diri. Wakil (penjaga) berasal dari kata wakalah, yang bermakna menyerahkan dan mempercayakan. Maka, semakin kuat tawakal seorang hamba, semakin kuat pula penjagaan Allah SWT terhadap dirinya dari berbagai godaan dan bahaya, termasuk godaan setan.


    Lebih jauh, ayat ini memberi pelajaran bahwa benteng sejati melawan godaan adalah keikhlasan, tawakal, dan penjagaan hati. Iblis mungkin dapat menipu akal dan melemahkan semangat, tapi bila hati selalu terpaut pada Allah SWT, maka tipu dayanya akan terpatahkan. Ini relevan dengan doa Rasulullah agar hati diberikan keteguhan dalam agama (tsabbit qalbi ‘ala dinik). Maka, setiap mukmin hendaknya memohon agar dijadikan hamba Allah sejati yang terjaga dari dominasi dan bisikan setan dan Iblis.


    Pada akhirnya, ayat ini mengandung motivasi spiritual bagi kaum beriman untuk terus memperkuat hubungan dengan Allah. Setan memiliki ruang upaya untuk menggoda manusia, tetapi tidak akan pernah bisa menguasai mereka yang istiqamah dan bertawakal. Ayat ini membangkitkan optimisme dan rasa aman dalam kebergantungan kepada Allah, sekaligus mengingatkan pentingnya usaha serius menjaga iman agar senantiasa berada dalam lingkar perlindungan-Nya. Wallahu a’lam bi ash-shawaab.

     

     


    Komentar

    Tampilkan

    • Keistimewaan Hamba Allah yang Terjaga dari Godaan Iblis
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”