Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Kebenaran dan Keadilan Allah SWT dalam Menanggapi Pembangkangan Iblis

    Kamis, 24 Juli 2025, Juli 24, 2025 WIB Last Updated 2025-07-24T23:03:20Z

     

    Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, Lc.,MA
    (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman)

    Kebenaran dan Keadilan Allah SWT dalam Menanggapi Pembangkangan Iblis


    Surah Al-Isra’ ayat 63:

    " Dia (Allah) berfirman, “Kebenaran itulah (keputusanku) dan hanya kebenaranlah yang Aku katakan. Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahannam denganmu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya” (QS. Al-Isra ayat 63)


    Dalam rangkaian ayat-ayat sebelumnya, Allah SWT menggambarkan dialog yang terjadi antara-Nya dengan Iblis, makhluk yang membangkang perintah sujud kepada Adam. Iblis bersumpah untuk menyesatkan keturunan manusia dari jalan Allah. Maka, pada ayat ke-63 ini, Allah menjawab dengan firman yang tegas dan penuh kepastian: “Kebenaran itulah (keputusanku) dan hanya kebenaranlah yang Aku katakan.” Ini adalah penegasan bahwa keputusan Allah bukan hasil emosi atau balasan yang terburu-buru, melainkan kebenaran yang murni dan adil. Segala ucapan dan keputusan-Nya bersandar pada kebenaran absolut, tanpa unsur kezaliman sedikit pun. Allah SWT punya kekuasaan absolut untuk membuat keputusan.


    Adapun yang dimaksud dengan kebenaran dalam ayat ini menunjukkan sifat Allah SWT yang Mahabenar dan Mahabijaksana. Dalam sebagian tafsir, dijelaskan bahwa Allah SWT tidak pernah berbicara kecuali dengan kebenaran, dan keputusan-Nya selalu tepat sasaran. Maka ketika Allah SWT memutuskan untuk menghukum Iblis, hal itu bukan semata karena pembangkangannya, tetapi karena sifat dan niatnya yang terus-menerus menyesatkan manusia. Ini menunjukkan bahwa segala bentuk hukuman dari Allah SWT adalah bentuk keadilan, bukan balas dendam.


    Penggalan ayat berikutnya, Allah SWT menyatakan dengan sangat tegas bahwa Dia akan memenuhi neraka Jahanam dengan Iblis dan para pengikutnya dari kalangan manusia. Dalam bahasa Arab, bentuk kalimat “La-amla’anna Jahannama” mengandung dua bentuk penegasan sekaligus, yaitu huruf lam dan nun taukid, yang menunjukkan bahwa ancaman ini pasti terjadi. Sebagaimana juga dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa tidak ada yang akan selamat dari hukuman ini kecuali mereka yang bertobat dan kembali kepada Allah SWT. Ini adalah ancaman nyata bagi siapa pun yang memilih jalan kesesatan dan berpaling dari kebenaran.


    Ayat ini pun memperlihatkan bahwa mengikuti Iblis tidak selalu berarti menyembahnya secara eksplisit, melainkan cukup dengan menuruti bisikan jahat, melawan perintah Allah, atau mengikuti hawa nafsu yang menjerumuskan. Kemudian, dalam Tafsir Al-Maraghi disebutkan bahwa banyak manusia yang tanpa sadar menjadi pengikut Iblis karena memilih gaya hidup yang bertentangan dengan nilai-nilai wahyu. Maka, ayat ini sejatinya adalah cermin bagi manusia untuk menilai kembali arah hidupnya: apakah sedang menuju kepada Allah SWT atau malah terjebak dalam rayuan setan yang terkutuk.


    Kemudian peringatan yang terkandung dalam ayat ini juga menunjukkan bahwa neraka tidak diciptakan untuk manusia secara asal, melainkan hanya bagi mereka yang dengan sadar menolak jalan kebenaran dan memilih jalan pembangkangan. Allah Mahaadil dan tidak akan menyiksa kecuali setelah tegaknya hujjah (alasan yang jelas). Oleh karena itu, manusia diberi akal, wahyu, dan para rasul sebagai pembimbing agar tidak terjerumus dalam perangkap Iblis. Pilihan ada di tangan manusia, dan setiap pilihan pasti memiliki akibat.


    Dengan demikian, jelaslah bahwa penegasan tentang keadilan dan kebenaran keputusan Allah SWT terhadap Iblis dan para pengikutnya. Ayat ini memberi pelajaran penting bahwa manusia memiliki kebebasan memilih jalan hidup, tetapi setiap jalan membawa konsekuensi. Bila memilih untuk mengikuti Iblis dan meninggalkan petunjuk Allah SWT, maka tempat kembali adalah Jahanam. Namun jika memilih jalan taat dan kembali kepada-Nya, maka rahmat dan keselamatan akan menjadi balasannya. Ayat ini menjadi peringatan sekaligus ajakan agar manusia tidak terpedaya oleh godaan setan yang nyata. Wallahu al-musta’an.


    Komentar

    Tampilkan

    • Kebenaran dan Keadilan Allah SWT dalam Menanggapi Pembangkangan Iblis
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”