Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Bermegah-megahan Dengan Dunia Membuat Orang Lupa Akhirat

    Kamis, 07 Agustus 2025, Agustus 07, 2025 WIB Last Updated 2025-08-07T22:11:23Z

     

    Dr. Amir Khalis, M.H
    (Wakil Ketua Mahkamah Syar'iyah BNA)

    Oleh : Dr. Amir Khalis, M.H


    Bermegah-megahan Dengan Dunia Membuat Orang Lupa Akhirat


    Kata bermegah megahan disebutkan dalam al-Qur’an dengan kata at-Takaatsur. Artinya bermegah-megahan telah membuat kamu sibuk dengan kemewahan dan berbangga-bangga dengan harta yang banyak, anak-anak serta kedudukan dan status sosial di masyarakat. Secara umum makna at Takaatsur menjelaskan bahwa manusia sibuk dengan kehidupan dunia dan keindahannya serta berbangga-bangga dengannya yang kemudian  memalingkannya untuk mencari kehidupan akhirat dan berpaling dari berbuat amal shaleh sampai ajal menjemputnya. Yang dimaksud dengan at-Takaatsur disini ialah orang yang dilalaikan oleh harta dan anak serta kedudukan. Hal ini sesuai  dengan firman Allah SWT dalam surah at Takaatsur ayat 1 yang berbunyi:


    Artinya: Bermegah-megahan telah membuat kamu lupa untuk mencari kehidupan akhirat 


    Surat at-Takaatsur ini adalah makkiyah artinya ayat tersebut turun ketika Nabi SAW masih berada di Mekkah. Adapun menurut Ibnu Katsir dalam tafsirnya yang diriwayatkan dari Ibnu Buraidah menjelaskan bahwa sebab turunnya (asbaab al Nuzul) surah tersebut karena pada saat itu, ada 2 (dua) kabilah atau kelompok dari kabilah-kabilah kaum Anshar yaitu Bani Haritsah dan Bani Haarits yang saling berbangga-bangga dan bermegah-megahan dimana salah satu kelompok dari mereka mengatakan apakah ada diantara kaum kalian yang hebat seperti fulan dan fulan serta yang lainnhya juga mengatakan demikian. Mereka saling berbangga-bangga dengan pembesar pembesar mereka yang masih hidup dan punya kekuasaan.


    Kemudian kelompok yang satu lagi setelah mendengar kelompok yang membanggakan diri tersebut mengajak kedua kelompok ke kuburan dan sesampainya di kuburan mengatakan apakah ada di antara pembesar-pembesar kalian seperti si Fulan?, sambil menunjukkan ke kuburan yang mengisyaratkan bahwa pembesar ataupun orang yang hebatpun telah meninggal dunia dan kemudian yang lainnya juga mengatakan demikian. Setelah itu, Allah SWT menurunkan surat at-Takaatsur yang mengatakan: “Bermegah megahan telah membuat kalian lupa kepada hari akhirat”. Dan apa yang kalian lihat itu telah membuat kamu mendapat pelajaran.


    Keinginan manusia untuk bermegah-megahan dan berbangga-bangga dengan harta dan anak serta kedudukannya, ternyata tidak ada batas waktu bahkan ketika sudah tua pun manusia masih mempunyai keinginan untuk itu dan tidak akan pernah berhenti. Hal itu sesuai dengan hadist Rasulullah SAW diriwayatkan oleh Bukhari Muslim yang  berbunyi:


    Artinya: Walaupun anak Adam (manusia) sudah beruban (tua), akan tetapi, 2 (dua) hal atau keinginan yang terus melekat pada dirinya yaitu kerakusan terhadap harta dan angan-angan yang tinggi.


    Fanatisme kelompok

     

                Keinginan manusia untuk berbangga-bangga ternyata tidak berhenti hanya pada masalah harta dan anak-anak semata. Bahkan karena kuatnya keinginan untuk bermegah-megahan, manusia juga saling berlomba-lomba untuk menjadikan kelompok mereka memperoleh posisi yang lebih hebat dan lebih kuat dari yang lainnya. Hal ini sering disebut dengan istilah fanatik terhadap kelompok.


    Qatadah (ahli tafsir) dalam tafsir Ibnu katsir, mengatakan bahwa manusia selalu mengatakan kelompok kami lebih banyak dan lebih hebat dari kelompok lainnya. Kelompok kami lebih diperhitungkan dan lebih berperan dari kelompok lainnya dan kamu lihat setiap hari dan setiap kelompok selalu berusaha untuk saling menjatuhkan antara satu dengan yang lainnya. Beliau bersumpah hal tersebut, akan terus terjadi dan tidak akan pernah berhenti sehingga semua orang dimasukkan dalam kuburan atau mati. Artinya selama manusia masih hidup di muka bumi, maka selama itu pula bermegah-megahan dan berbangga-bangga serta saling menjatuhkan tidak akan pernah berhenti.


                Kebanggaan tersebut tidak hanya terjadi pada kelompok-kelompok organisasi biasa, akan tetapi, akan meluas efeknya, pada kebanggaan dan persaingan antar partai politik dan juga kelompok sosial serta organisasi keagamaan lainnya. Maka, kita sering mendengarkan di antara politisi mengatakan bahwa partai kami lebih besar dari partai lain dan partai kami lebih diperhitungkan dari partai lain. Sementara kelompok organisasi masyarakat lainnya juga akan mengatakan hal yang sama. Demikian juga organisasi keagamaan, maka salah satu anggota akan mengatakan kelompok pengajian kami lebih hebat dan lebih banyak dari kelompok yang lain serta lebih diperhitungkan dari yang lain.


                Maka, untuk menghindari dan menjauhinya,  Allah SWT dalam al-Qur’an surah at-Takaatsur ayat 3 dan 4 memberi peringatan kepada hambaNya: “jangan demikian, kalian pasti akan mengetahui dan nanti pasti kamu akan mengetahuinya. Maksudnya, Allah melarang manusia sibuk dengan mencari kehidupan dunia dan melupakan kehidupan akhirat kemudian bermegah-megahan dengan dunia dan berbangga-bangga dengan harta dan anak serta status sosial, karena nanti setelah meninggal, kamu pasti akan tahu akibatnya dan pasti akan menyesal.


               Setelah Allah SWT menerangkan tentang akibat dari kebanggaan tersebut, kemudian mengajak hambanya untuk yakin kepada hari akhirat dalam ayat 6 dan 7 serta 8, dengan mengatakan: “Jika kamu mengetahui dengan yakin berdasarkan ilmu pengetahuan, maka niscaya kamu akan melihat neraka Jahim”. Dan kemudian kamu akan melihat dengan mata kepala sendiri nerka jahim serta kamu akan ditanya tentang nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadamu. Artinya  kenapa begitu banyak nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepadamu selama ini bisa membuat kamu lalai untuk mengingat Allah SWT dan berbuat amal saleh untuk kehidupan akhirat.


    Penyebab Dengki

                Menurut Syech Shaleh Munajjid,  dalam kitabnya Mufsidaatul Qulub, bermegah-megahan dan berlomba-lomba serta berbangga-bangga dengan anak dan harta serta kedudukan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang dengki kepada yang lainnya. Hal ini terjadi, karena dengan adanya keinginan kuat untuk selalu mendapatkan harta dan kekuasaan membuat seseorang akan mencari cara untuk mendapatkannya dan ia akan melakukan segala cara untuk menggapainya bahkan harus dengan cara dengki dan menjatuhkan orang lain. Maka, al-Qur’an, melalui surat at-Takatsur memberi peringatan agar manusia tidak terjebak dengan bermegah-megahan dan berbangga-bangga dengan harta, anak serta kedudukan yang akan menyebabkan seseorang akan mendhalimi dan berbuat dengki kepada orang lain.

               


    Komentar

    Tampilkan

    • Bermegah-megahan Dengan Dunia Membuat Orang Lupa Akhirat
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”