-->

Back Groud MRB (atas)


 

Pengumuman

Jadwal Shalat

Prof Azman Ismail: Sang Imam yang Sangat Menghargai Waktu

mrb
Tuesday, August 12, 2025, August 12, 2025 WIB Last Updated 2025-08-13T10:48:41Z

 

Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, Lc.,MA
(Imam Besar MRB Periode 2003-2025)

Prof Azman Ismail: Sang Imam yang Sangat Menghargai Waktu


Prof. Azman Ismail merupakan sosok ulama kharismatik Aceh, pakar ilmu lughah, ahli tafsir sekaligus Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Di mata para guru dan sahabatnya beliau merupakan sosok yang santun, ramah, memiliki ilmu yang luas dan mendalam, guru yang memperhatikan muridnya dan menjaga keilmuannya, tokoh agama kontemporer yang sangat menghargai waktu dan ibadah. Beliau sudah sejak muda mencintai masjid dan aktif dalam berbagai kegiatan masjid. Beliau diangkat sebagai Imam Masjid Raya Baiturrahman pada tahun 2003. Selama 22 tahun dedikasi dan pengabdiannya beliau fokus menata dakwah dan kemaslahatan Masjid Raya Baiturrahman sebagai corong dakwah dan ikon Provinsi Aceh. Selain sebagai imam besar, beliau juga menjadi khatib dan penceramah tafsir Ba’da isha dan subuh di Masjid Raya Baiturrahman. Banyak yang mengenal beliau dengan ceramahnya yang lembut dan penuh makna dan nasihat sederhana yang sesuai zaman.


Kecintaannya dan kefasihannya dalam ilmu agama didapatkan dari sejak kecil dari lingkungan keluarga. Azman Ismail kecil lahir dari keluarga yang sangat taat agama. Ayah beliau Teungku H. Ismail bin Teungku H. Ahmad merupakan ulama terkenal di masanya di Pagar Air, Aceh Besar. Ayahnya merupakan imuemsyik Masjid Lueng Bata. Ibunya bernama Asma Mahmud juga seorang perempuan yang taat beragama dan mampu berbahasa arab. Dari Ibunya Azman Ismail kecil diajarkan bahasa arab dan Al-Quran. Mengutip dalam buku “Ensiklopedi Ulama Aceh” diceritakan bahwa Prof. Azman dari kecil belajar Al-Quran pada Teungku Muhammad Pante Pagar Air, yang kala itu merupakan  Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, beliau juga belajar Al-quran pada Teungku Usman Musa Panteriek, seorang Qari terbaik sekaligus Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Quran Provinsi Aceh. Karena itu beliau jatuh cinta pada ilmu bahasa arab. Namun seiring waktu berjalan, Beliau tidak hanya mnguasai ilmu bahasa arab tetapi juga menguasai ilmu tafsir Al-Quran karena menurutnya tafsir Al-Quran sangat erat kaitannya  dengan filologi gramatika bahasa arab. Beliau bisa disebut ulama kontemporer Aceh yang pakar di bidang ilmu lughah dan tafsir.


Azman Ismail kecil menghabiskan waktunya untuk belajar di MIN Suka Damai, Lalu melanjutkan ke SMI Jambo Tape Banda Aceh dan juga belajar di MAAIN.  Lulus MAAIN Prof. Azman Ismail memilih melanjutkan pendidikan ke Fakultas Tarbiyah Jurusan Bahasa Arab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kecintaannya pada ilmu mengantarkan Azman Ismail ke Kairo Mesir melanjutkan pendidikan pada Universitas Al-Azhar. Beliau memilih Fakultas Ushuluddin konsentrasi ilmu tafsir. Di tengah kesibukannya belajar di Universitas Al-Azhar, beliau juga belajar di Universitas Ma’had Zamalik yang merupakan universitas swasta dan pengajarnya merupakan orang-orang hebat pada bidangnya. Prof. Azman Ismail berhasil menyelesaikan kuliahnya sampai jenjang program Doktor (S3) di Universitas Al-Azhar dengan sangat baik karena kecintaanya, kegigihannya, sikpanya dalam menghargai waktu.


Salah satu keberhasilan dan kesuksesan prof. Azman dalam menimba ilmu dan karier adalah cara sikapnya dalam menghargai waktu. Prof. Azman Ismail dari sedari kecil sudah pintar menata waktunya dengan sangat baik. Beliau pernah bertutur, ‘menjadi juara kelas bukan karena beliau pintar, tapi karena beliau belajar di rumah’, maknanya beliau betul-betul mendengarkan petuah orang tuanya untuk tidak menghabiskan waktu di luar bersama teman-teman sejawatnya yang masa itu tidur di meunasah. Beliau terus berupaya mengisi waktu kosong dengan belajar dan tidak hanya belajar pada satu tempat atau orang saja, namun pada beberapa sekolah, universitas, dan pakar dalam waktu bersamaan. Penghargaannya terhadap waktu tidak hanya pada kegiatan belajar saja, dalam kehidupan sehari-haripun beliau terapkan. Contohnya beliau sangat menghargai undangan dengan hadir tepat waktu dan memberikan bimbingan kepada mahasiswanya tepat waktu. Tidak boleh semenitpun terlambat datang atau akan kehilangan kesempatan bertemu dan mendulang ilmu dari beliau.


Kontribusi dan peran Prof. Azman Ismail untuk kemaslahatan dan sosial umat sangat banyak. Salah satu kontribusi beliau yang mungkin belum banyak masyarakat tahu adalah menjadi “jembatan penghubung” antara Pemerintah Aceh dengan pihak Pengelola Baitul Asyi di Arab Saudi. Karena kepakarannya dalam bahasa arab dan kedekatannya dengan Syekh Abdul Ghani Asyi, pimpinan Baitul Asyi, selama 9 tahun Prof. Azman Ismail dipercayakan oleh Pemerintah Aceh dan Pemerintah Arab untuk mengemban tugas istimewa sebagai petugas pembagian hasil waqaf rumah Aceh di Mekkah kepada jamaah haji. Peranan lain beliau diantaranya bisa dilihat dari perjalanan menjadi seorang guru pada sekolah MAN Banda Aceh, Pegawai Kanwil Kemenag Prov. Aceh, Dewan Hakim Aceh dan Nasional, anggota MPU Aceh dan perumus kurikulum Nasional, Pembantu Dekan, Pembantu Rektor III, Guru Besar Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Dekan Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, Ketua Senat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, dan Khatib masjid, Penceramah, penulis dan Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman.


Disamping mengajarkan ilmu, beliau juga senang dalam menulis buku, makalah, dan jurnal ilmiah. Adapun beberapa hasil karya beliau diantaranya,: Menelusuri Pemahaman Ayat Keenam Surat al-Maidah yang ditinjau dari Kajian Kebahasaan, Tafsir Tahlili tentang Riba dalam Pandangan Al-Quran, Al-Quran dan Masyarakat, Masjid Raya Baiturrahman dalam Lintasan Sejarah, Profil-profil Imam Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Hikmah Tsunami di Baiturrahman, Filologi (Teori dan Praktek), Suara Khatib Baiturrahman, dan Al-Imam Al-hawfi: wa juhuduhu fi Khidmatil Quran. Tentu masih banyak hasil karya beliau yang bisa dijadikan rujukan oleh masyarakat.


Kini selesai sudah  pengabdiannya sebagai Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman selama 22 tahun. Insyaallah semua jerih beliau akan menjadi amal jariyah dan kebaikan di dunia dan di akhirat kelak. Orang boleh silih berganti tapi peran dan jasanya akan terus abadi di setiap sanubari yang mencintainya. Barakallah fikum Syaikuna.  

Penulis: Nurhanifah (Pustakawan MRB)


Komentar

Tampilkan

  • Prof Azman Ismail: Sang Imam yang Sangat Menghargai Waktu
  • 0


Jadwal Shalat

”jadwal-sholat”