Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Memperkokoh Persatuan Untuk Membangun Aceh Yang Islami dan Sejahtera

    Jumat, 06 Juni 2025, Juni 06, 2025 WIB Last Updated 2025-06-06T07:21:55Z


    Prof. Dr. Tgk. H. Damanhuri Basyir, M.Ag
    (Ketua MPU Banda Aceh)

    Segala puji bagi Allah Pencipta dan Penguasa semesta alam, shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW Penghulu alam, keluarga, dan para sahabatnya. Amma ba'du.

    Di saat Idul Adhha ini yang mulia ini, ada ada baiknya kita mengingat Kembali tentang tiga potensi Aceh.  Pertama,  Aceh adalah tanah yang diberkahi Allah SWT, sebuah wilayah Provinsi  yang dikenal dengan sebutan "Serambi Mekkah" ia tidak lain karena kekonsisnannya  dalam tradisinya menjaga dan melestarikan nilai-nilai Islam.  Dengan kekayaan budaya Islam yang dimilikinya ditambah dengan keadilan pemimpinnya masa itu Aceh dikenal dan diperhitungkan di kanca dunia.

    Kedua, Aceh pernah memiliki banyak sumber daya manusia (SDM) handal, sebagai misal Di sini lahir ulama level Internasional: Syekh Abdurrauf al-Singkili, ulama ahli hukum Islam, penafsir Quran pertama dalam Bahasa Melayu dan ahli ilmu hakikat berkaliber dunia.  Syekh Hamzah  Fansuri, Syekh Nurdin Ar-Raniry dan Syamsuddin Sumatrani. Banyak pula pahlawan dan mujahid tannguh, yang dengannya Aceh menjadi modal untuk kemerdekaan Indonesia.  Bahka Banda Aceh dan sekitarnya dikenal sebagai kampunya Syuhada dan tempatnya wali-wali Allah. Di bumi ini lahir Lakmana perempuan pertama di dunia Laksamana Keumala Hayati dan juga banyak kaum wanitanya yang menjadi pahlawan. 

     Ketiga, Aceh dulu memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat baik.  Dulu pernah menjadi penghasil kayu kapur dan kayu besi dan lainnya, buminya memiliki kandungan minyak dan gas, juga logam mulia dan lainnya.  Sebagian besar kekayaan alamnya sudah musnah.  Masyarakat Aceh di pedesaan yang dulu bisa hidup dengan memanfaat potensi alamnya, saat ini tidak lagi bisa berbuat banyak.  Bahkan sebagian hewan seperti  monyet sudah monyet menjadi pengemis jalanan, akibat rusaknya alam habitatnya. 

    Tiga aspek yang dibanggakan itu, sudah menjadi kenangan, namun masih bisa dijadikan renungan, sekaligun menjadi wawasan untuk pembangunan. Hari ini, marilah kita renungkan bersama tentang pentingnya pembangunan kembali Aceh, baik segi peradabannya, SDAnya maupun SDMnya.  Untuk usaha membangun Aceh diperlukan adanya persatuan yang kokoh.  Semua komponen masyarakat bahu membahu ambil bagian yang diatur dengan sebuah sistem menuju pembangunan Aceh bermartabat kesahtera secara material, juga sejahtera secara spiritual berdasarkan ajaran Islam. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Ali Imran ayat 103:

    وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

    "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai."

    Ayat Al-Quran ini mengajarkan kita bahwa persatuan dalam kerangka ketaatan kepada Allah dan persatuan dengan semua komponen anak bangsa, adalah fondasi utama dalam membangun. Sebagaiperingatan perlu juga kita ingat bangaimana Suku Aus dan Khazraj di Madianah, 120 tahun lamanya dalam perpecahan dan malah persengketaan.  Kedua suku itu adalah satu nenek monyangnya.  Masing-masing mengatakan sukunya yang hebat, suku lainnya tidak bisa, sukunya yang paling layak menjadi pemimpin, akibatnya SDM yang dimiliki bukan lagi tampil untuk membangun Madinah, tetapi menghabiskan energi dalam pertikaian.  Dengan takdir Allah datanglah pimpinan ulung, yaitu Nabi Muhammad lalu  kedua suku itu tunduk dalam sebuah sistem Islam di bawah komando Rasulullah Muhammad SAW.  Itulah Madinah hari ini, kota yang sangat Makmur, menjadi kota maju, kota pusat peradaban dunia.  Bahkan menjadi objek wisata dunia.

    Jamaah yang mulia,  Sejarah Aceh telah membuktikan bahwa ketika masyarakat Aceh bersatu, tidak ada kekuatan yang mampu mengalahkannya. Dari masa Kesultanan Aceh Darussalam misalnya di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda, Sultan adil yang menjalankan hukum tanpa pandang buluh, hingga anak kandungnya sendiri yang berbuat mesum dihukum mati di tangannya.  Persatuan dan keadilan pemimpin adalah langkah sukses dalam melawan dan mengusir kaum penjajah dari Aceh. Persatuan adalah kunci dan energi kekuatan Aceh.  Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim:

    "المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا"

    Artinya: "Orang mukmin dengan mukmin yang lain seperti bangunan yang saling menguatkan."

    Hadis ini menunjukkan bahwa sebagai sesama muslim, kita harus saling menguatkan dalam berbuat kebaikan dan pembangunan. Bahkan termasuk dalam membela Palestina yang saat ini dalam penjajahan Zionis Israel. Kita berdoa: “Semoga kemerdekaan Palestina benar-benar terwujud”. Amin…

     Pembangunan yang Islami adalah pembangunan yang sejati, bukan hanya pembangunan fisik semata. Islam mengajarkan konsep pembangunan yang holistik, meliputi: (Pertama), Pembangunan Spiritual, dengan memperkuat iman dan takwa melalui pendidikan yang berkualitas.  Pokok pangkalnya pembangunan bidang pendidikan sains dan tehnologi berbasis Islam. Ilmuan atau sarjananya idealnya mulia di depan manusia, juga mulia di depan Allah.  Menjauhi pendidikan yang curang, yang berakibat tambah banyak sarjana hukum tambah sulit mendapatkan keadilan.  Tambah banyak sarjana bidang, susahnya mendapatkan pelayanan. Tambah banyak Sarjana Agama tambah banyak perbedaan paham.  Kekurangan pangan di tengah banyaknya lahir sarjana bidang pertanian.

    (kedua), Pembangunan Ekonomi yang Berkah tanpa riba, mengembangkan ekonomi berbasis nilai-nilai Islam seperti kejujuran, keadilan, dan menghindari sistem riba serta menjauhi praktik-praktik yang diharamkan, seperti penipuan, praktik monopoli dan tengkulak.  Hendaknya diatur dengan sebuah sistem dan regulagi yang adil dan mengntungkan banyak pihak. Ingatlah, salah satu penyebab jatuhnya kejayaan Islam tempo adulu adalah karena ketidak adilan pejabat istan, anak pejabat yang asyik dengan pangkat dan harta.   

    (Ketiga), Pembangunan bidang Sosial. Bahwa pembangunan bidang sosial sangat penting dalam setiap kegiatan pembangunan.  Di Jepang setiap pembangunan pengkajiannya  sampai  9  tahun, sehingga pembangunan itu benar-benar sudah dipertimbangkan secara matang.  Di sisi lainnya pembangunan seimbang dengan  menciptakan masyarakat yang peduli sesama, di mana yang kaya membantu yang miskin, sebagaimana perintah Allah dalam zakat, infaq, dan shadaqah. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 267:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ

    Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik."

                Pembangunan yang dilaksanakan dengan: 1. Prinsip Tauhid, segala aspek pembangunan  harus berlandaskan pada keesaan Allah SWT. Dalam makna pengamanan tidak hanya dipahami pengamanan fisik yang banyak membutuhkan banyak biaya dan tenaga, tapi jauh lebih hebat pembangunan mental tauhid, pemahaman tentang pengawasan berbasis ghaib, umat takut melakukan kejahatan karena yakin Allah mengawasi. 2. Prinsip (Tawazun) Keseimbangan Tawazun (keseimbangan), Pendidikan Islami mengutamakan keseimbangan antara: Jasmani dan rohani, akal dan hati, individu dan sosial juga dunia dan akhirat.  3. Prinsip Syumul (Menyeluruh), Mencakup seluruh aspek kehidupan manusia: spiritual, intelektual, emosional, fisik, dan sosial. 4. Prinsip Fleksibilitas, Mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai fundamental Islam. 5. Prinsip Kontinuitas, Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, dari lahir hingga meninggal dunia.

    Kebijakan pembangunan hendaknya berwawasan: 1. Al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama dalam menentukan tujuan, isi, dan metode pendidikan. 2. Integratif, Mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan nilai-nilai keislaman tanpa memisahkan keduanya. 3. Holistik, Mengembangkan seluruh potensi manusia secara seimbang dan komprehensif. 4. Berorientasi pada Akhlak, Menekankan pembentukan karakter dan moral yang mulia sebagai prioritas utama. 5. Universal, Berlaku untuk semua manusia tanpa membedakan ras, suku, atau status sosial.

    Pembangunan Aceh,  bukan hanya kecukupan materi, tetapi juga ketenangan, kedamaian jiwa dan keberkahan hidup. Pembangunan dengan memanfaatkan dan melestarikan potensi yang dimiliki.  Semua potensi ini hanya dapat dioptimalkan jika kita bersatu dan bekerja sama sesuai dengan setiap bidang yang ada.  Tidak hanya mengandalkan petugas lapangan, tetapi lebih penting lagi menanamkan tauhid, sehingga umat tahut berbuat dosa dan kesalahan. 

    Wahai manusia, Bahwanya bumi selalu berputar, zaman itu bertukar, musim pun berganti, detik-detik jam terus berjalan tanpa henti. Tambah jauh perjalananmu, bertambah dekat titik finismu. 

                Di penghujung khutbah ini khatib mengutip nasehat syekh Abdurrauf As-Singkili (Tgk. Syiah Kuala):

    u  Kata bumi: Hai manusia, hari ini kamu berjalan-jalan di atasku, besok lusa kamu akan masuk ke dalamku.

    u  Hai manusia: Kamu dapat melakukan apa saja di atasku, besok kamu akan diminta pertanggung jawaban di dalamku.

    u  Hai manusia, kamu dapat makan apa saja di atasku, besok kamu akan dimakan oleh ulat di dalamku.

    u  Hai manusia, aku adalah rumah masa depanmu, sangat sempit, juga sangat sepi dan sangat gelap gulita. Maka luaskanlah, ramaikanlah dan sinarilah rumah itu dengan amalmu di dunia.

    Semoga khutbah ini ada manfaatnya, amin.

     



    Komentar

    Tampilkan

    • Memperkokoh Persatuan Untuk Membangun Aceh Yang Islami dan Sejahtera
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”