
![]() |
Prof. Dr. Tgk. H. Azman Ismail, Lc, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman) |
"Dan tidak ada suatu negeri pun melainkan Kami membina-sakannya sebelum hari Kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz)." (QS. Al-Isra’ ayat 58).
Ayat ini berisi peringatan tegas dari Allah bahwa tidak ada satu pun negeri (tempat pemukiman manusia) yang akan selamat dari kehancuran atau azab, kecuali jika mereka taat kepada-Nya. Allah menegaskan bahwa setiap negeri yang ingkar dan tidak beriman pasti akan dibinasakan sebelum datangnya hari Kiamat, atau akan mendapatkan azab yang sangat keras. Ini menunjukkan keadilan Allah terhadap umat-umat terdahulu dan sekaligus sebagai peringatan bagi umat Nabi Muhammad ﷺ.
Adapun bentuk balasan yang disebutkan dalam ayat ini yaitu "membinasakan sebelum hari Kiamat" atau "mengazab dengan azab yang sangat keras" adalah bentuk azab dunia yang pasti ditetapkan bagi kaum yang menolak kebenaran. Kata “aw” (atau) di sini menunjukkan pilihan yang pasti akan terjadi: mereka akan mengalami salah satunya sebagai akibat dari ke-ingkaran mereka terhadap Allah dan rasul-Nya.
Ayat ini juga terkait dengan kisah umat-umat terdahulu yang dibinasakan karena menolak para nabi, seperti kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, dan lainnya. Kehancuran mereka adalah contoh nyata dari janji Allah ini. Maka, umat Islam diberi peringatan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Jika umat Islam menolak ajaran yang benar, nasib serupa bisa menimpa mereka, baik berupa kehancuran fisik maupun musibah yang berat.
Azab yang terjadi sebelum hari Kiamat adalah bentuk keadilan Allah dalam kehidupan dunia. Allah tidak akan membiarkan kezaliman dan kekafiran merajalela tanpa balasan. Ayat ini sekaligus menghibur Rasulullah ﷺ dan para pengikutnya bahwa Allah mengetahui siapa yang menolak dakwah dan akan membalas mereka dengan adil di waktu yang telah ditentukan.
Penggalan ayat "yang demi-kian itu telah tertulis dalam Kitab" merujuk pada Lauh Mahfuz, tempat tertulisnya semua takdir dan ketetapan Allah. Ini menegaskan bahwa kehancuran atau azab yang akan menimpa negeri-negeri tersebut bukanlah keputusan mendadak atau tanpa pertimbangan. Semuanya telah ditentukan dan dicatat secara pasti dalam ilmu Allah yang tidak mungkin salah atau keliru.
Secara keseluruhan, ayat ini memberikan pelajaran penting tentang tanggung jawab kolektif suatu masyarakat dalam menjaga iman dan amal. Jika mayoritas suatu kaum berpaling dari ajaran kebenaran, maka bencana bisa menimpa seluruhnya. Ini juga menjadi pengingat agar manusia tidak merasa aman dari azab Allah hanya karena kondisi dunia yang tampak tenang. Kapan pun Allah menghendaki, kehancuran dapat terjadi sebagai bentuk hukuman atau ujian. Wallahu al-Musta’an.