
![]() |
Prof. Dr. Tgk. H. Fauzi Saleh, MA (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Allah Swt menurunkan firman-Nya kepada Rasulullah merupakan petunjuk, peringatan, dan janji balasan dari Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya. Wahyu ini disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, lalu beliau menyampaikannya kepada umatnya sebagai risalah yang harus diimani dan diamalkan.
Peristiwa turunnya wahyu pertama terjadi saat Rasulullah saw berdiam diri (bertahanus) di Gua Hira’. Pada tanggal 17 Ramadhan, datanglah Malaikat Jibril AS membawa wahyu pertama yang terdiri atas lima ayat pertama dari Surah Al-‘Alaq, yaitu:
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ … إِلَى قَوْلِهِ: مَا لَمْ يَعْلَمْ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan … hingga (ajaran tentang) apa yang tidak diketahui.”
Ketika Jibril memerintahkan Rasulullah saw membaca, beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.” Hal ini terjadi tiga kali, dan setiap kali Jibril memeluk Rasulullah saw dengan erat. Rasulullah saw sangat ketakutan dan segera pulang ke rumah.
Kepada istrinya, Khadijah binti Khuwailid, beliau menceritakan kejadian tersebut. Khadijah lalu menyelimuti beliau untuk menenangkan hatinya.
Makna kata “Iqra’” (bacalah) sangatlah luas. Objek dari bacaan tersebut tidak disebutkan secara spesifik. Artinya, yang harus dibaca bisa berupa langit, bumi, manusia, dan seluruh ciptaan Allah.
Membaca dalam konteks ini berarti mengamati, memahami, dan merenungi ciptaan-ciptaan Allah sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk mengajar manusia.” Ini mencakup semua aspek kehidupan manusia: akidah, hukum, dan akhlak.
Perbedaan antara kalam dan qalam: kalam berarti ucapan atau perkataan, dan secara istimewa merujuk pada firman Allah Swt.
Qalam adalah pena atau alat tulis, yang berfungsi untuk menulis berbagai peristiwa dan pengetahuan.
Alat tulis ini memungkinkan manusia mencatat kejadian masa lalu, masa kini, dan prediksi masa depan. Tulisan-tulisan masa lalu yang diwariskan kini menjadi naskah-naskah kuno yang sangat berharga, ditulis dengan tinta dan pena, dan memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Karena itu, penting mendokumentasikan peristiwa-peristiwa penting, baik dalam bentuk tulisan maupun gambar. Hal ini seperti membuat foto kenangan yang disimpan sebagai dokumen berharga yang bisa dikenang dan dipelajari di masa mendatang.
Semoga kita semua mendapat manfaat dari firman Allah Swt, termotivasi terus belajar, membaca, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat dalam hidup.
(Disarikan oleh Darmawan Abidin dan Sayed M. Husen dari Ceramah Subuh di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, Selasa, 17 Juni 2025)