-->

Back Groud MRB (atas)


 

Pengumuman

Jadwal Shalat

Mencegah Remaja Terjerumus Jurang Sabu-Sabu

mrb
Tuesday, July 15, 2025, July 15, 2025 WIB Last Updated 2025-07-18T00:31:55Z

 

Haris Darmawan, ST.,MT
(Pengurus Remaja Masjid Raya Baiturrahman)

Oleh : Haris Darmawan, ST.,MT


Kita makin sering mendengar kabar remaja yang terjerat narkoba, bahkan di lingkungan yang dulu terasa aman dan jauh dari hal-hal tersebut. Yang paling mengerikan sabu-sabu. Sekali dicoba akan sulit dilepas. Sekali masuk, hidup bisa hancur.

 

Remaja itu ibarat tanah liat: lunak, bisa dibentuk, tetapi juga gampang rusak kalau salah pegang. Di usia mereka, rasa penasaran besar, keinginan terlihat keren di mata teman dan dorongan mencoba hal baru jadi campuran berbahaya kalau tidak ada bimbingan. Masalahnya, pengedar narkoba paham betul titik lemah ini. Mereka tahu cara menggoda, memanipulasi, dan menjebak.

 

Yang menyedihkan, sabu-sabu sering masuk lewat teman. Awalnya cuma tawaran, buat senang-senang aja. Tetapi dari situ, semuanya bisa berubah. Anak yang ceria jadi murung. Yang semangat sekolah jadi pemalas, bahkan hubungan keluarga pun bisa rusak karena kebohongan demi kebohongan yang terus terjadi.

 

Jadi, siapa yang harus bertindak? Jawabannya: semua pihak.

 

Orang tua punya peran paling utama. Rumah mestinya menjadi tempat aman, bukan tempat penuh tekanan. Jangan cuma marah saat anak salah, tetapi ajak ngobrol, dengarkan isi hati mereka. Remaja tidak butuh orang tua sempurna, mereka cuma butuh didengar dan dipahami.

 

Sekolah juga bukan sekadar tempat belajar, tetapi harus jadi tempat tumbuh. Bukan hanya hafalan pelajaran, tetapi juga pembekalan nilai hidup. Edukasi tentang narkoba harus nyata, bukan sekadar slogan atau poster, tetapi juga cerita langsung dari para mantan pengguna, biar efeknya terasa.

 

Masyarakat jangan cuma diam. Buka ruang anak muda berekspresi, baik lewat musik, olahraga, teater, atau apapun yang positif. Saat energi mereka tersalurkan, godaan lari ke hal-hal negatif bisa jauh berkurang.

 

Pemerintah tentu punya peran yang vital. Bukan cuma menangkap para pengedar, tetapi juga mempermudah akses rehabilitasi. Anak-anak yang sudah terlanjur jadi korban, jangan dikucilkan, tetapi juga harus kita tolong dan diberikan kesempatan kedua.

 

Remaja itu sendiri tentu saja harus belajar berkata tidak. Di zaman sekarang, keberanian bukan soal ikut-ikutan. Justru berani itu ketika kita bisa menolak sesuatu yang merusak, meski semua orang di sekitar bilang “nggak apa-apa, cuma sekali”, karena sekali itu bisa jadi selamanya.

 

Narkoba, khususnya sabu-sabu, tidak pilih-pilih korban. Anak baik pun bisa jadi pecandu kalau salah langkah. Karena itu,  mari kita jaga mereka, bukan dengan menakut-nakuti, tetapi dengan menemani dan memahami. Kita mungkin tidak bisa menyelamatkan semua anak, tetapi jangan sampai karena diam, anak lain jadi korban.

 

Editor: Sayed M. Husen


Komentar

Tampilkan

  • Mencegah Remaja Terjerumus Jurang Sabu-Sabu
  • 0


Jadwal Shalat

”jadwal-sholat”