
![]() |
Dr. Tgk. H. Edi Saputra, Lc.,MA (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Oleh : Dr. Tgk. H. Edi Saputra, Lc.,MA
Unta Qashwa' adalah kendaraan yang
digunakan Rasulullah saw pada saat beliau melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah.
Unta ini awalnya pemberian Abu Bakar r.a kepada Rasulullah saw pada hari
pertama hijrah, namun Rasulullah saw tidak mau menerimanya secara cuma-cuma. Unta
ini harganya sangat mahal, 800 keping uang Dirham/perak, atau setara dengan Rp
500 juta lebih. Oleh sebab itu Rasulullah ingin membelinya kepada Abu Bakar.
Pada saat Rasulullah saw tiba di
Madinah, Rasulullah saw dikunjungi oleh Salman Alfarisi dengan membawa sekantong
kurma sebagai sedekah, dan Rasulullah saw pun menolak memakan sedekah. Keesokan
harinya, Salman datang kembali membawa kurma sebagai hadiah, Rasulullah saw pun
menerima dan memakannya. Terbuktilah ciri nabi terakhir yang selama ini
dicari-cari oleh Salman, yaitu "tidak menerima sedekah, tapi menerima
hadiah". Pada akhirnya Salman pun masuk islam.
Pada saat Rasulullah saw ingin membangun
mesjid di lahan milik dua orang anak yatim yang diasuh oleh As`ad bin Zurarah,
maka mereka dengan gembira ingin menghibahkan tanah tersebut kepada Rasulullah saw.
Rasulullah enggan menerimanya kecuali dengan membelinya, maka akhirnya tanah
itu dibeli dengan harga 10 keping uang Dinar/emas, sekitar 45 gram emas. Dan
mesjid pun dibangun dengan luas kurang lebih 2.500 m2.
Itulah 3 sikap yang diperlihatkan oleh
Rasulullah saw pada saat peristiwa hijrah terkait menerima pemberian hadiah
dari orang lain. Kadang beliau terima dan kadang pula beliau menolaknya.
Tentunya, pihak yang memberi (dalam hal ini) Abu Bakar Asshiddiq, Salman
Alfarisi dan dua anak yatim yang diasuh oleh As`ad bin Zurarah r.a, tidak
mengharapkan apa-apa, melainkan didorong oleh rasa cinta mereka kepada
Rasulullah saw.
Dimasa-masa berikutnya keberadaan Rasulullah
saw di Madinah, beliau kembali memperoleh hadiah yang sangat mahal dari
penguasa Mesir bernama Muqauqis. Hadiah itu berupa 2 orang budak perempuan adik
kakak: Mariah dan Sirin, dan juga seekor Begal yang merupakan hasil kawin
silang kuda betina dan keledai jantan (kebalikan dari Begal disebut Burzun,
ayahnya kuda ibunya keledai), hewan Begal ini diberi nama Duldul. Rasulullah
saw pun menerima hadiah itu, padahal Muqauqis dikenal bukan seorang muslim. Pemberian
itu diterima oleh Rasulullah saw karena murni hadiah penghormatan, tidak ada
unsur lain seperti berkedok hadiah dimaksudkan sebagai sogokan.
Dalam pembelajaran kepada para sahabat,
beliau menganjurkan kepada mereka untuk saling memberi hadiah, seraya bersabda:
"hendaklah kalian saling memberi, supaya kalian saling mencintai"
(H.R. Bukhari). Beliau juga mengajarkan untuk membalas kebaikan orang yang memberi
hadiah, seraya bersabda: "siapa saja yang memberi hadiah kepadamu, maka
balaslah dengan yang setimpal, kalau kamu tidak mampu maka balaslah dengan doa!"
(H.R.Ahmad).
Dalam kasus kenegaraan, Rasulullah saw
memarahi sebagian sahabat yang menerima pemberian atas nama "hadiah",
seperti hadiah yang diberikan kepada seorang sahabat yang bernama Abdullah bin
Litbiyah yang ditugaskan untuk mengutip zakat, karena dia sudah digaji oleh
Rasulullah saw dengan upah yang layak, terkait dengan ini beliau pernah
bersabda: "hadiah yang diterima oleh para pegawai negara adalah seperti
barang curian", (H.R. Ahmad), hal itu dianggap sudah melebihi haknya
atau gajinya.
"hadiah" terkadang juga
identik dengan "sogokan", hal ini diabadikan oleh Allah Swt dalam Al-quran
surat An Naml ayat 35-36, yang artinya:
“dan sungguh, aku akan mengirim
utusan kepada mereka dengan mebawa hadiah, dan aku akan menunggu apa
yang akan dibawa kembali oleh para utusan itu”.
“maka ketika para utusan itu sampai
kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: apakah kamu akan memberi harta kepadaku? Apa
yang Allah berikan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah berikan
kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu”.
Penolakan Nabi Sulaiman a.s terhadap
hadiah Ratu Balqis, sebenarnya dikarenakan itu adalah “sogokan”, tapi berkedok “hadiah”,
agar Nabi Sulaiman mengurung niatnya untuk memerangi Ratu Balqis.
Tentu saja, setiap kita pernah
mendapatkan pemberian hadiah, dari beberapa model hadiah yang pernah
diceritakan dalam Al-quran dan diajarkan oleh Rasulullah saw, maka untuk ke
depan, hadiah model manakah yang boleh kita terima? Mari kita menjawabnya
masing-masing di dalam hati!