
![]() |
Ustaz Dr. H. Edisaputra, Lc., MA (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Program Utama Rasulullah SAW Setelah Tiba di Madinah
Oleh: Ustaz Dr. H. Edisaputra, Lc., MA
Rasulullah saw segera melakukan tiga program strategis di Madinah demi membangun peradaban Islam. Pertama, beliau mendirikan Masjid Nabawi. Masjid ini dibangun bersama kaum Muhajirin dan Anshar dan memakan waktu sekitar tujuh bulan.
Masjid tersebut tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat pendidikan, musyawarah, dan pengelolaan urusan umat. Masjid ini mulai difungsikan secara penuh pada bulan Ramadan.
Firman Allah Swt mendukung pentingnya rumah ibadah sebagai pusat kebaikan: "Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya." (QS. At-Taubah: 108)
Kedua, Rasulullah saw mempersaudarakan kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kaum Muhajirin adalah para pengikut Rasulullah dari Mekkah yang hijrah karena tekanan dan ancaman, sementara kaum Anshar adalah penduduk asli Madinah (sebelumnya bernama Yatsrib) yang menyambut mereka dengan penuh keikhlasan.
Pada awalnya Rasulullah saw berencana mempersaudarakan kaum Muhajirin di antara mereka sendiri, namun melihat kebaikan dan kelapangan hati kaum Anshar, beliau mempersaudarakan keduanya. Salah satu contoh teladan adalah Ummu Sulaim, ibu dari Anas bin Malik, yang menyerahkan rumahnya yang luas untuk ditempati oleh sekitar 90 orang Muhajirin.
Ummu Sulaim sosok wanita salehah. Setelah bercerai dari Malik, ia menikah dengan tokoh Madinah, Abu Talhah, dengan mahar yang sangat mulia: keislamannya.
Rasulullah saw pernah bersabda: "Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama." (HR. Muslim)
Contoh lain yang sangat masyhur adalah kisah Abdurrahman bin Auf, sahabat kaya dari Mekkah yang berhijrah ke Madinah tanpa membawa harta. Salah satu sahabat Anshar, Sa’ad bin Rabi’, menawarkan kepadanya separuh harta dan bahkan bersedia menceraikan salah satu istrinya agar bisa dinikahi Abdurrahman.
Abdurrahman dengan halus menolak dan hanya meminta ditunjukkan di mana pasar berada. Dengan modal sedikit, ia mulai berdagang kebutuhan harian dan barang-barang dari benang, lalu berangkat ke Syam, dan menjadi saudagar kaya. Hartanya banyak digunakan di jalan Allah (fisabilillah).
Rasulullah pernah bersabda: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)
Ketiga, Rasulullah saw berhasil mendamaikan dua suku besar di Madinah, yaitu Aus dan Khazraj, yang sebelumnya terlibat permusuhan panjang. Dengan kebijaksanaan, keteladanan, dan bimbingan wahyu, beliau menyatukan mereka di bawah panji Islam.
Langkah-langkah Rasulullah ini menjadi fondasi kuat bagi terbangunnya masyarakat madani yang harmonis, yang kelak dikenal sebagai negara pertama dalam sejarah Islam.
Firman Allah Swt: "Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai..." (QS. Ali Imran: 103)
Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap perjuangan Rasulullah saw dalam membangun masyarakat Islam yang kokoh dan bermartabat.
(Disarikan oleh Darmawan Abidin dan Abu Lampanah dari ceramah shubuh di Masjid Raya Baiturrahman, Ahad, 13 Juli 2025/18 Muharram 1447)