
![]() |
Drs. H. Ameer Hamzah, M.Si (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Wafat Sebagai Syuhada
Oleh: Ustaz Drs. H. Ameer Hamzah, M.Si
Sayyidina Husain adalah salah satu cucu Rasulullah SAW. Secara keseluruhan, Rasulullah SAW memiliki tujuh orang cucu, masing-masing satu dari Zainab, lima dari Ali bin Abi Thalib, dan satu dari Utsman bin Affan.
Rasulullah SAW sendiri wafat sebagai syahid, karena efek racun yang pernah diberikan oleh seorang perempuan Yahudi. Racun tersebut sempat mereda, namun kemudian kembali kambuh dan menjadi salah satu penyebab wafatnya beliau. Hal serupa juga terjadi pada Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang menurut riwayat, wafat akibat komplikasi dari racun.
Beberapa khalifah setelah Rasulullah juga wafat sebagai syuhada. Utsman bin Affan dibunuh setelah melaksanakan shalat Subuh. Ali bin Abi Thalib dibunuh oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam.
Hasan bin Ali diracun oleh istrinya sendiri, Laila, atas hasutan Yazid bin Muawiyah yang menjanjikan akan menikahinya.
Sedangkan Husain bin Ali dibunuh dengan kejam di Karbala oleh pasukan yang setia kepada Yazid bin Muawiyah.
Dengan demikian, para pemimpin mulia ini wafat sebagai syuhada dalam memperjuangkan kebenaran.
Dalam peristiwa pembunuhan Husain, terdapat delapan tokoh utama yang berperan, termasuk gubernur Kufah, panglima perang, dan beberapa prajurit. Di antara mereka ada yang bertindak sangat keji dengan memenggal kepala Husain di tengah medan perang.
Yazid bin Muawiyah adalah putra Muawiyah bin Abu Sufyan yang diangkat menjadi khalifah tanpa musyawarah kaum Muslimin. Di bawah kepemimpinannya, berdirilah kekuasaan Dinasti Umayyah yang bertahan selama 83 tahun.
Kekuasaan ini kemudian direbut oleh Dinasti Abbasiyah, yang merupakan keturunan dari Abbas, paman Rasulullah SAW. Dinasti Abbasiyah berkuasa selama sekitar 500 tahun sebelum kekhalifahan Islam berpindah ke Turki di bawah Dinasti Utsmaniyah.
Perang Jamal antara pasukan Ali bin Abi Thalib yang berkedudukan di Kufah dan pasukan yang dipimpin oleh Abdullah bin Zubair, keponakan Aisyah radhiyallahu anha, yang menguasai Madinah. Dalam perang itu, Aisyah menaiki unta sehingga dikenal dengan nama Perang Jamal (perang unta).
Akhirnya, Aisyah ditawan oleh pasukan Ali. Konflik tersebut menandakan perebutan kekuasaan yang menyebabkan jatuhnya banyak korban di kedua belah pihak.
(Disarikan oleh Darmawan Abidin dan Abu Lampanah dari ceramah shubuh di Masjid Raya Baiturrahman, Kamis, 10 Juli 2025/15 Muharram 1447)