-->

Back Groud MRB (atas)


 

Pengumuman

Jadwal Shalat

Dakwah Rasul di Makkah

mrb
Thursday, September 18, 2025, September 18, 2025 WIB Last Updated 2025-09-19T03:53:46Z

 

Baba H. Marwan Abdullah
(Pimpinan Dayah Darul ‘Ulum Al-Fata, Kayee Kunyet, Blang Bintang, Aceh Besar)

Dakwah Rasul di Makkah

Oleh : Baba H. Marwan Abdullah


Puji Syukur Kehadhirat Allah Swt Yang Telah Mengutuskan Rasulnya Sebagai Pembawa Petuntuk Dan Membawa Agama Yang Haq Untuk Menyelamatkan Hambanya Didunia Dan Akhirat.


Shalawat Beriring Salam Kita Sanjung Sajikan Kepangkuan Rasulullah Yang Telah Meninggalkan Dua Buah Warisan Nya Kepada Kita Sebagai Umatnya. Barangsiapa Berpegang Teguh Dengan Dua Warisan Tersebut Maka Dia Akan Bahagia Dunia Dan Akhirat, Sebaliknya Barangsiapa yang Tidak Berpegang Dengan Warisan Tersebut Maka Dia Akan Sesat Selamanya Yaitu Al-Quran Dan Sunnah.


Berikut Khatib Mengajak Kita Semua Untuk Sama-Sama kita sambut Bulan Rabiul Awwal Dengan Penuh Gembira Serta Dengan Lapang Dada, Bulan Lahirnya Rasulullah Pembawa Rahmat Untuk Alam Semesta, Bulan Barakah, Bulan Khanduri Dan Shadaqah Juga Sebagai Bulan Dakwah. Menyangkut Dengan Dakwah Mari Kita Perhatikan Bagaimana Dakwahnya Rasulullah Di Kota Mekkah Sebagaimana Tema yang Telah Khatib Terima Untuk Mau’izhah pada Hari Yang Mulia Ini.


Setelah Beliau Dilantik Menjadi Rasul Mulailah Beliau Berdakwah Untuk Membawa Risalah Allah Kepada Umatnya Dengan Mentauhidkan Allah, Beriman Kepada Allah, Dan Beriman Kepada Rasul Dan Kebenaran Dakwahnya.


Untuk Pencerahan Sistem Atau Menaknisme Dakwah Beliau Allah Swt Menuntunnya Lewat Firmannya Yang Di Abadikan Dalam Surat An-Nahl Ayat 125:


أدع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي أحْسَنُ إِ ن رَب كَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَ ل عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


"Serulah (Manusia) Ke Jalan Tuhanmu Dengan Hikmah Dan Pengajaran Yang Baik Serta Debatlah Mereka Dengan Cara Yang Lebih Baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Paling Tahu Siapa Yang Tersesat Dari Jalan-Nya Dan Dia (Pula) Yang Paling Tahu Siapa Yang Mendapat Petunjuk".


1.  Al-Hikmah ( بالحكمة )

Artinya Adalah Kebijaksanaan Dan Argumen Yang Kuat Dan Jelas, Yang Dapat Dipahami Dan Diterima Oleh Akal. Termasuk Juga Dalam Hal Ini Adalah Menempatkan Segala Sesuatu Pada Tempatnya, Sehingga Dakwah Bisa Disampaikan Dengan Tepat Sesuai Dengan Kondisi Dan Kedudukan Orang Yang Diajak. Metode Ini Cocok Untuk Orang-Orang Cendekiawan Atau Yang Memiliki Pengetahuan Tinggi.


2.  Al-Mau'izhah Al-Hasanah (السنة الموعظة)

Ini Berarti Nasihat Atau Pelajaran Yang Baik, Lemah Lembut, Dan Menyejukkan Hati. Tujuannya Adalah Untuk Memengaruhi Perasaan Dan Pikiran Pendengar Sehingga Pesan Dakwah Dapat Diterima Dengan Baik Dan Mampu Menghasilkan Tindakan Yang Baik. Metode Ini Sangat Cocok Untuk Masyarakat Awam, Dengan Memberikan Nasihat, Kisah Teladan, Atau Perumpamaan Yang Menyentuh Jiwa Mereka dan tidak menimbulkan perselisihan.


Metode Dakwah Rasulullah Membagikan Mau’izah Hasanah Kepada 3 Kategori:

دعوة بالسر  1.

دعوة بالجهر 2.

دعوة بالقتل 3.

 


1.  (بالس دعوة) Dakwah Sir: Pada Awal Kerasulannya Beliau Berdakwah Secara Sembunyi-Sembunyi, Beliau Mempehatikan Siapa Yang Kira Kira Yang Bisa Dibisik Dakwahnya Untuk Menyembah Allah Dan Meninggalkan Berhala Berhala. Setelah Tiga Tahun Beliau Melalui Dakwah Secara Sir Dan Alhamdulillah Hasil Yang Beliau Dapatkan Adalah Berimannya Assabiqunal Awwalun. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah Swt

Q.S. At-Taubah Ayat 100:


وَال سابِقُونَ الَْْ ولُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْنَْْصَارِ وَال ذِينَ ات بَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَُّ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَ د لَهُمْ جَ ناتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْنَْْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ٰذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ


“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung”.


Assabiqul Awwalun, Yaitu: Khadijah Binti Khuwailid, Ali Bin Abi Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq, Zaid Bin Haritsah, Bilal Bin Rabah, Ummu Aiman, Hamzah Bin Abdul Muthalib, Utsman Bin Affan. Juga Banyak Sahabat-Sahabat Yang Lain, Sehingga Jalan Dakwah Rasul Semakin Terbuka Lebar, Lalu Allah Memerintahkan Beliau Untuk Berdakwah Secara Terang-Terangan Sebagaimana Yang Telah Di Abadikan Oleh Allah Swt Dalam Al-Quran Yang Terdapat Dalam Surah Al-Hijr Ayat 94:


فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَاَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ


“Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik”.


Kemudian Barulah Beliau Masuk Dalan Tahapan Kedua Yaitu Dakwah Jahriah.

2.  Setelah Tiga Tahun Beliau Berdakwah Bissirri Lalu Kemudian Rasulullah Memasuki Dalam Fase Kedua Yaitu Dakwah Biljahr Secara Terang-Terangan, Yang Pertama Beliau Lakukan Adalah Mengumpulkan Penduduk Mekkah Di Jabal Qabis Mengajak Mereka Beriman Kepada Allah Menjunjung Perintah-Nya Dan Meninggalkan Semua Larangan-Nya, Yang Secara Langsung Mendapat Reaksi Keras Dari Abu Lahab Sambil Menunjukkan Tangan Ke Wajah Rasulullah, Lalu Dia Bekata: جمعتنا ألهذا Lalu Allah Menurunkan Wahyunya Untuk Mencela Abu Lahab Yang Tiada Lain Adalah Tetangganya Sendiri


تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ مَا أَغْنَٰى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ سَيَصْلَٰى نَارًا ذَاتَ لَهَب وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ


“Binasalah Kedua Tangan Abu Lahab Dan Benar-Benar Binasa Dia. Tidaklah Berguna Baginya Hartanya Dan Apa Yang Dia Usahakan. Kelak Dia Akan Memasuki Api Yang Bergejola (Neraka). Begitu Pula Istrinya Pembawa Kayu Bakar (Penyebar Fitnah). Di Lehernya Ada Tali Sabut”.


Dalam Dakwah Jaharnya Rasulullah Disamping Menekankan Penduduk Makkah Sebagai Umatnya Untuk Istiqamah Dalam Beriman Kepada Allah Swt, Juga Beliau Berdakwah Untuk Mengeluarkan Mereka Dari Praktek-Praktek Jahiliahnya Seperti, Riba, Mabuk-Mabukan, Bunuh-Membunuh, Curi-Mencuri Apalagi Menyembah Berhala Dan Berbagai Bentuk Maksiat Lainnya. Tentang Riba Rasulullah Menegaskan Kepada Mereka Melalui Firman Allah Dalam Surah Al-Baqarah Ayat 275:


وأحل اُلله البَيْعَ وَحَ رمَ ال ِ ريَا


”Padahal Allah Telah Menghalalkan Jual Beli Dan Mengharamkan Riba”.


Menyangkut Persoalan Riba Coba Kita Sejenak Menoleh Ke Negri Kita Khususnya Aceh Sebagai Provinsi. Negri Yang Notabonenya Bersyariat Islam Dalam Sistem Jual Beli, Utang Piutang/Kredit Mengkredit, Sewa Menyewa, Dan Gadai Menggadai/Gala Menggala. Apakah Semua Ini Sudah Sesuai Dengan Syariah Atau Masih Berlaku Sistem Jahiliah Yang Sudah Dihapus Oleh Rasulullah Lebih Dari 1400 Tahun Yang Lalu?


Dalam Proses Akad Utang Piutang Kalau Mengandung Unsur Manfaar Kepada Orang Memberi Utang Maka Itu Adalah Riba, Contoh Kredit: Rp. 10 Juta Setelah Dibayar Menjadi 14 Juta Jelas Manfaatnya Mengalir Kepada Pemberi Utang (Riba). Kredit Kendaraan Berupa Roda Dua Atau Roda Empat Dan Sebagainya Dalam Akad 32 Juta, Namun Setelah Lunas Ternyata Sudah Menjadi 38 Juta, Jelas Itu Riba.


Gadai Menggadai/Gala Menggala Contoh Sawah/Kebun Orang Gadai/Gala Tidak Mau Menggala Kalau Tidak Bisa Dia Yang Bercocok Tanam, Hasilnya Kepada Orang Yang Gadai/Gala, Jelas Itu Riba Karena Mengalir Manfaatnya Kepada Orang Yang Gadai/Gala. Kebun Cengkeh Sebelum Di Bayar Utangnya Hasil Cengkehnya Dia Yang Menikmati Jelas Itu Riba Dalam Kasus Rental Merental Contoh Rental Mobil Dengan Aturan Yang Berlaku, Kalau Mengalami Kerusakan/Kecelakaan Harus Diperbaiki Oleh Orang Yang Sewa, Bahkan Dalam Masa Perbaikan Sewaannya Harus Dibayar, Kepada Siapa Kembali Manfaaatnya? Pasti Kepada Orang Yang Meyewakan, Jelas Itu Tidak Luput Dari Riba. Padahal Sesungguhnya Ketika Kita Kembali Praktek Kepada Hukum / Syariat Allah Yang Terdapat Dalam Semua Kitab Fiqih, Kalau Barang Sewaan Itu Rusak Maka Terputus Sewa, Bukan Dibayar Oleh Orang Sewa. Dalam Praktek Yang Tersebut Diatas Dimanakah Letak Syariah? Dinegri Syariah?

Maka Disinilah Butuh Perhatian Serius Dari Pemerintah Untuk Menumpaskan Praktek-Praktek Jahiliah Ini Agar Masyarakat Terlepas Dari Belenggu Jajahan Riba Dalam Bermuamalah Sehari-Hari Karena Pemimpin Itu Bertanggung Jawab Terhadap Apa Yang Berlaku Pada Rakyatnya.

Rasulullah Saw Bersabda:


"كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِي تِهِ"


"Setiap Kalian Adalah Pemimpin, Dan Setiap Kalian Akan Dimintai Pertanggungjawabannya Atas Apa Yang Dipimpinnya".


Kalau Rakyat Berpahala Dengan Sebab Kebijakan Yang Di Terapkan Oleh Pemimpin Nya, Maka Pemimpin Itu Juga Mendapatkan Aliran Pahala Nya. Sebaliknya, Kalau Rakyat Berdosa Dengan Sebab Pemimpin Membiarkan Rakyatnya Hidup Dalam Praktek-Praktek Dosa, Maka Pemimpin Itu Dipertanggung Jawabkan. Kenapa Kamu Tidak Merubah Kehidupan Rakyatmu Tetap Dalam Dosa, Sementara Kamu Punya Wewenang Dan Kekuasaan Untuk Memperbaikinya. Maka Melalui Mimbar Yang Mulia Ini, Kita Berharap Kepada Pemerintah Aceh Kiranya Dapatmeluruskan Ini Semua Dan Dapat Membersihkan Rakyat Aceh Dari Praktek-Praktek Riba Dan Juga Maksiat-Maksiat Lainnya.

Pada Tahun Ke-6 Kenabiannya, Rasulullah Makin Bertambah Cerah Jalan Dakwahnya Seiring Dengan Memeluknya Islam Orang Yang Sangat Gagah Dan Sangat Ditakuti, Yaitu Sayyidina Umar Bin Al Khattab Ra. Dengan Tegas Beliau Membantu Dakwah Rasulullah Dengan Mengucapkan Siapa Saja Yang Menentang Muhammad Maka Dia Akan Berhadapan Dengan Saya. Masuknya Islam/ Beriman Nya Sayyidina Umar Merupakan Tanda Di Terimanya Doanya Rasulullah Ketika Beliau Mendapatkan Kekerasan Dari Penduduk Thaif Sehingga Berdarah-Darah Kena Lemparan Batu, Tahi Unta Dan Sebagainya. Lalu Kemudian Beliau Memohon Kepada Allah:


اللهم أعز الإسلام بأحد عمرين عمر ابن خطاب و عمر ابن هشام


Ternyata Allah Memilih Umar Bin Al Khattab Untuk Menguatkan Islam Dari Pada Memilih Umar Bin Hisyam Yaitu Nama Asli Dari Abu Lahab.


3.  Dakwah Bil Qatli (بالقتل دعوة)


Setelah Berdakwah Secara Jahiriah Selama Tujuh Tahun Masih Juga Ada Penduduk Mekkah/Kafir Mekkah Yang Tidak Beriman Maka Rasulullah Mulai Memasuki Dakwahnya Kedalam Mau’izhah Hasanah Metode Ketiga Yaitu Dakwah Bilqatli (بالقتل دعوة ) Dengan Peperangan. Itupun Bukan Pilihan Beliau Sendiri Melainkan Tuntutan/Arahan Dan Amarah Dari Allah Swt Melalui Firman Nya Dalam Surat At-Taubah Ayat 29:


قَاتِلُوا الَّذِينَ لََ يُؤْمِنُونَ بِالَِّلَّ وَلََ بِالْيَوْمِ الْخِْرِ وَلََ يُحَ ِ رمُونَ مَا حَرَّمَ اَّللَُّ وَرَسُولُهُ وَلََ يَدِينُونَ دِينَ الْحَ قِ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّٰى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ


"Perangilah Orang-Orang Yang Tidak Beriman Kepada Allah Dan Tidak (Pula) Kepada Hari Kemudian, Dan Mereka Tidak Mengharamkan Apa Yang Diharamkan Oleh Allah Dan Rasul-Nya Dan Tidak Beragama Dengan Agama Yang Benar (Agama Allah), (Yaitu Orang-Orang) Yang Diberikan Al-Kitab Kepada Mereka, Sampai Mereka Membayar Jizyah Dengan Patuh Sedang Mereka Dalam Keadaan Tunduk Kepada Islam”.


Dari Itu Rasulullah SAW Bersabda Dalam Hadits Yang Di Riwayatkan Oleh Ibnu Umar, Yaitu:


أُمرت أن أقاتل الناس حتى يشهدوا أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وَيُقِيمُوا الصلاة ويؤتوا الزكاة، فإِذا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِ ي بمَاء هُمْ وأموالهم إلا بحق الإسلام وحِسَابُهُمْ عَلَى اِلله تَعَالَى


"Aku Diperintahkan Untuk Memerangi Manusia Hingga Mereka Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah Dan Bahwa Muhammad Adalah Rasulullah, Menegakkan Shalat, Menunaikan Zakat. Jika Mereka Melakukan Hal Itu Maka Darah Dan Harta Mereka Akan Dilindungi Kecuali Dengan Hak Islam Dan Perhitungan Mereka Ada Pada Allah Subhanahu Wata'ala".


Dari Ini Jelaslah Bahwa Berperang Untuk Membela Agama Allah Adalah Bahagian Dari Mau’izhatul Hasanah, Dan Tidak Terbatas Mau’izhatul Hasanah Itu Hanya Dengan Lisan Semata-Mata.


Penutup Sebagai Kesimpulan:

1.  Mari Kita Sambut Maulidur Rasul Dengan Penuh Gembira, Senang Hati Dan Suka Cita


2.  Mari Kita Isi Bulan Maulid Dengan Memperbanyak Shalawat Kepada Rasulullah, Juga Dengan Berkhanduri, Berbuat Ihsan Sesama, Terutama Kepada Yatim Piatu, Fakir Miskin, Ibu-Ibu Tunggal Juga Dhuafa-Dhuafa Lainnya.


3.  Dari Sekarang Mari Kita Tinggalkan Praktek-Praktek Riba Dalam Mu'amalah Dan Usaha Kita Sehari-Hari Menuju Ridha Allah Swt.


4.  Mari Kita Berdakwah Dengan Hikmah Dan Mau'izhatil Hasanah Dan Juga Berjihad Di Jalan Allah Dengan Tanpa Bosan Seperti Layaknya Rasulullah SAW.


5.  Dakwah Dengan Berperang Tidak Keluar Dari Makna Mau’izhah Hasanah.


6.  Kita Bermohon Kepada Pemerintah Aceh Benar-Benar Serius Dalam Menumpaskan Praktek-Praktek Jahiliah Yang Masih Ada Di Bumi Aceh Nangroe Aulia, Terutama Riba Dan Berbagai Bentuk Maksiat Lainnya.


Semoga Semua Kita Senantiasa Mendapatkan Ridha Allah SWT Mulai Di Dunia Sampai Di Yaumil Akhir Kelak Nantinya. Amin Ya Rabbal Alamin


Komentar

Tampilkan

  • Dakwah Rasul di Makkah
  • 0


Jadwal Shalat

”jadwal-sholat”