
![]() |
Dr. H. Salman Syarifuddin Al Hafidh, MA (Penceramah dan Imam Masjid Raya Baiturrahman |
Keteladanan Nabi Ibrahim AS
Oleh: Ustaz Dr. Salman, M.Ag Al Hafiz
Kita lanjutkan halaqah sebelumnya tentang keteladanan para nabi, khususnya Nabi Ibrahim a.s. Dalam Al-Qur’an, nama Nabi Ibrahim disebutkan sebanyak 69 kali. Nabi Ibrahim salah satu Rasul yang dijadikan oleh Allah sebagai uswah hasanah, suri teladan yang baik bagi umat manusia.
Dibandingkan dengan Rasulullah Muhammad SAW yang menjadi teladan paling sempurna, keteladanan Nabi Ibrahim memiliki sisi kekhususan. Salah satunya, beliau pernah memohonkan ampun bagi orang tuanya yang masih dalam keadaan kafir, sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Keteladanan Nabi Ibrahim a.s dijelaskan secara rinci dalam Surah An-Nahl ayat 120–123, sebagai berikut: (120) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam (teladan) yang patuh kepada Allah, hanif (lurus), dan dia tidak termasuk orang-orang musyrik. (121) Dia selalu bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya. Allah telah memilihnya dan memberinya petunjuk kepada jalan yang lurus. (122) Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia dan sesungguhnya di akhirat dia termasuk orang-orang yang saleh. (123) Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus." Dan dia bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
Ayat-ayat tersebut menggambarkan beberapa sifat utama beliau, antara lain: seorang imam atau pemimpin yang menjadi panutan; sangat taat kepada Allah, sebagaimana terlihat dalam kesediaannya untuk mengorbankan putranya, Ismail, sebelum Allah menggantinya dengan seekor kibas; dan berpegang teguh pada kebenaran (hanif).
Selain itu, Nabi Ibrahim a.s tidak pernah mempersekutukan Allah (tidak musyrik); bersyukur atas nikmat Allah; menjadi petunjuk bagi umat kepada jalan yang lurus; dipilih oleh Allah untuk membawa risalah-Nya; dijadikan sebagai bapak dari para Rasul; serta termasuk dalam golongan Rasul Ulul Azmi, yaitu para rasul yang memiliki keteguhan luar biasa dalam menghadapi ujian.
Ajaran Nabi Ibrahim a.s diteruskan oleh Nabi Muhammad SAW, antara lain dalam pelaksanaan manasik haji dan qurban. Ibadah-ibadah tersebut masih diamalkan oleh umat Islam hingga hari kiamat kelak.
Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, mencapai ratusan ribu, namun yang wajib diimani secara khusus berjumlah 25 orang, mulai dari Nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad SAW. Dari 25 rasul tersebut, ada lima yang tergolong ulul azmi, yaitu Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
Karena besarnya keteladanan Nabi Ibrahim a.s, dalam bacaan tasyahud shalat, kita diperintahkan untuk bershalawat tidak hanya kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga kepada Nabi Ibrahim a.s dan keluarganya. Ini menunjukkan betapa besar kedudukan Nabi Ibrahim dalam Islam.
(Disarikan oleh Darmawan Abidin dan Abu Lampanah dari ceramah subuh di Masjid Raya Baiturrahman, Sabtu, 12 Juli 2025/17 Muharram 1447)