
![]() |
Tgk. H. Khairul Rafiqi, Lc.,MA (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman) |
Oleh : Tgk. H. Khairul Rafiqi, Lc.,MA
Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai macam
suku dan bangsa, yang salah satu tujuannya adalah agar manusia dapat saling
mengenal satu sama lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu
membutuhkan orang lain karena ia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia
memerlukan media untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain dalam
menyampaikan maksud dan keinginannya. Salah satu bentuk karunia yang Allah
berikan kepada kita adalah nikmat lisan dan Dia mengajari kita bagaimana cara
menggunakannya (bayān).
Dalam Surah Ar-Rahman Allah berfirman:
(1) (Allah) Yang Maha Pengasih. (2) Dia telah
mengajarkan Al-Qur’an. (3) Dia menciptakan manusia. (4) Dia mengajarinya pandai
berbicara. (QS. Ar-Rahman: 1–4)
Seiring dengan perkembangan zaman, media komunikasi
juga ikut berkembang. Jika dahulu komunikasi dilakukan secara langsung dengan
lisan, kini hadir berbagai bentuk "lisan digital" yang memudahkan
kita dalam berkomunikasi. Di era modern saat ini, kehidupan kita tidak dapat
dipisahkan dari media sosial. WhatsApp, Facebook, Instagram, TikTok, Zoom, dan
lainnya merupakan contoh media sosial yang sangat dibutuhkan dalam
berkomunikasi dan memudahkan berbagai urusan. Hakikatnya, baik lisan
konvensional maupun digital memiliki fungsi dan peran yang sama. Keduanya bisa
membawa manfaat maupun mudarat tergantung bagaimana penggunanya.
Sebagai manusia, kita diberi akal oleh Allah untuk
mengendalikan segala aktivitas dan perbuatan agar tidak terjerumus pada hal-hal
yang buruk. Maka dalam bermedia sosial, kita dituntut untuk bijak dalam
menggunakannya. Ada adab dan etika yang mesti kita perhatikan agar media sosial
memberikan kebaikan, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Di antaranya:
1. Bertutur Kata Baik dan
Menghindari Berita Bohong, Fitnah, dan Ghibah
Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa jujur
dalam segala hal karena kejujuran merupakan salah satu bentuk konsekuensi iman.
Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah
kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
Islam juga memerintahkan untuk bertutur kata yang baik
atau diam. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Saat menerima informasi, kita juga diperintahkan
untuk menyaringnya. Allah SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan
teliti..." (QS.
Al-Hujurat: 6)
Imam Nawawi dalam Al-Minhaj menasihati:
"Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah
ia memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Bila jelas
maslahatnya, maka berbicaralah. Jika tidak, maka hendaklah ia menahan
perkataannya."
2. Waspada terhadap Konten
Negatif
Pepatah Arab mengatakan:
"Akhlaq yang buruk itu menular
(mempengaruhi)."
Di era digital, banyak konten negatif yang tersebar
luas dan sangat mudah memengaruhi, terutama anak-anak dan remaja. Konten
seperti itu dapat mengubah perilaku dan pergaulan ke arah yang bertentangan
dengan nilai-nilai Islam dan budaya ketimuran.
Media sosial bahkan bisa menjadi pintu utama dalam
memengaruhi masyarakat. Karena itu, kaum Muslimin harus menjaga identitasnya
dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Khalifah Umar bin Khattab
pernah menyampaikan:
"Kita adalah kaum yang Allah telah muliakan
dengan Islam. Maka apabila kita mencari kemuliaan bukan melalui Islam, niscaya
Allah akan menghinakan kita."
Maka, kita harus selektif dalam memilih konten di
media sosial. Para orang tua juga hendaknya aktif memfilter dan mengontrol
penggunaan media sosial anak-anak mereka.
3. Waspada terhadap Waktu yang
Terbuang dan Kecanduan
Kecanduan media sosial dapat menyebabkan pemborosan waktu dan menghambat perkembangan pribadi. Islam sangat menekankan pentingnya memanfaatkan waktu. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang
lima perkara: masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu
sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum
matimu." (HR.
Al-Hakim)
Kita sering terjebak dalam penggunaan media sosial
berjam-jam tanpa tujuan jelas. Padahal, waktu adalah salah satu nikmat besar
yang sering dilalaikan. Rasulullah ﷺ
bersabda:
"Dua nikmat yang banyak manusia lalai
terhadapnya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)
Karena itu, kita perlu membatasi waktu penggunaan
media sosial dan memprioritaskan kegiatan yang bermanfaat, baik secara pribadi,
pendidikan, maupun sosial.
Rasulullah ﷺ
bersabda:
"Di antara tanda baiknya Islam seseorang
adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)
Masih banyak etika lainnya dalam bermedia sosial
yang perlu kita perhatikan. Sebagai penutup, pesan khatib:
"Janganlah melakukan apa pun di media
sosial—baik mengunggah, mengomentari, menyukai, atau lainnya—yang bisa membuat
kita menyesal kelak, di hari ketika seluruh perbuatan kita diperlihatkan oleh
Allah SWT."