Judul Terbaru

    Back Groud MRB (atas)


     

    Pengumuman

    Jadwal Shalat

    Menjaga Lisan Digital: Etika Muslim di Media Sosial

    Rabu, 30 Juli 2025, Juli 30, 2025 WIB Last Updated 2025-07-31T15:11:25Z


    Tgk. H. Khairul Rafiqi, Lc.,MA
    (Penceramah Masjid Raya Baiturrahman)


    Oleh : Tgk. H. Khairul Rafiqi, Lc.,MA


    Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai macam suku dan bangsa, yang salah satu tujuannya adalah agar manusia dapat saling mengenal satu sama lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia selalu membutuhkan orang lain karena ia adalah makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia memerlukan media untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain dalam menyampaikan maksud dan keinginannya. Salah satu bentuk karunia yang Allah berikan kepada kita adalah nikmat lisan dan Dia mengajari kita bagaimana cara menggunakannya (bayān).


    Dalam Surah Ar-Rahman Allah berfirman:


        الرَّحْمٰنُ (١) عَلَّمَ الْقُرْاٰنَ (٢) خَلَقَ الْاِنْسَانَ (٣) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (٤)

    (1) (Allah) Yang Maha Pengasih. (2) Dia telah mengajarkan Al-Qur’an. (3) Dia menciptakan manusia. (4) Dia mengajarinya pandai berbicara. (QS. Ar-Rahman: 1–4)


    Seiring dengan perkembangan zaman, media komunikasi juga ikut berkembang. Jika dahulu komunikasi dilakukan secara langsung dengan lisan, kini hadir berbagai bentuk "lisan digital" yang memudahkan kita dalam berkomunikasi. Di era modern saat ini, kehidupan kita tidak dapat dipisahkan dari media sosial. WhatsApp, Facebook, Instagram, TikTok, Zoom, dan lainnya merupakan contoh media sosial yang sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi dan memudahkan berbagai urusan. Hakikatnya, baik lisan konvensional maupun digital memiliki fungsi dan peran yang sama. Keduanya bisa membawa manfaat maupun mudarat tergantung bagaimana penggunanya.


    Sebagai manusia, kita diberi akal oleh Allah untuk mengendalikan segala aktivitas dan perbuatan agar tidak terjerumus pada hal-hal yang buruk. Maka dalam bermedia sosial, kita dituntut untuk bijak dalam menggunakannya. Ada adab dan etika yang mesti kita perhatikan agar media sosial memberikan kebaikan, bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Di antaranya:

     

    1. Bertutur Kata Baik dan Menghindari Berita Bohong, Fitnah, dan Ghibah

    Islam memerintahkan umatnya untuk senantiasa jujur dalam segala hal karena kejujuran merupakan salah satu bentuk konsekuensi iman. Allah SWT berfirman:


    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

    "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)


    Islam juga memerintahkan untuk bertutur kata yang baik atau diam. Rasulullah bersabda:

    "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)


    Saat menerima informasi, kita juga diperintahkan untuk menyaringnya. Allah SWT berfirman:


    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا...

    "Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti..." (QS. Al-Hujurat: 6)


    Imam Nawawi dalam Al-Minhaj menasihati:

    "Apabila seseorang ingin berbicara, hendaklah ia memikirkan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan. Bila jelas maslahatnya, maka berbicaralah. Jika tidak, maka hendaklah ia menahan perkataannya."

     

    2. Waspada terhadap Konten Negatif

    Pepatah Arab mengatakan:


    سُوءُ الْخُلُقِ يُعْدِي

    "Akhlaq yang buruk itu menular (mempengaruhi)."


    Di era digital, banyak konten negatif yang tersebar luas dan sangat mudah memengaruhi, terutama anak-anak dan remaja. Konten seperti itu dapat mengubah perilaku dan pergaulan ke arah yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan budaya ketimuran.


    Media sosial bahkan bisa menjadi pintu utama dalam memengaruhi masyarakat. Karena itu, kaum Muslimin harus menjaga identitasnya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Khalifah Umar bin Khattab pernah menyampaikan:

    "Kita adalah kaum yang Allah telah muliakan dengan Islam. Maka apabila kita mencari kemuliaan bukan melalui Islam, niscaya Allah akan menghinakan kita."


    Maka, kita harus selektif dalam memilih konten di media sosial. Para orang tua juga hendaknya aktif memfilter dan mengontrol penggunaan media sosial anak-anak mereka.

     

    3. Waspada terhadap Waktu yang Terbuang dan Kecanduan

    Kecanduan media sosial dapat menyebabkan pemborosan waktu dan menghambat perkembangan pribadi. Islam sangat menekankan pentingnya memanfaatkan waktu. Rasulullah bersabda:


    "Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu." (HR. Al-Hakim)


    Kita sering terjebak dalam penggunaan media sosial berjam-jam tanpa tujuan jelas. Padahal, waktu adalah salah satu nikmat besar yang sering dilalaikan. Rasulullah bersabda:

    "Dua nikmat yang banyak manusia lalai terhadapnya: kesehatan dan waktu luang." (HR. Bukhari)


    Karena itu, kita perlu membatasi waktu penggunaan media sosial dan memprioritaskan kegiatan yang bermanfaat, baik secara pribadi, pendidikan, maupun sosial.


    Rasulullah bersabda:

    "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)


    Masih banyak etika lainnya dalam bermedia sosial yang perlu kita perhatikan. Sebagai penutup, pesan khatib:

    "Janganlah melakukan apa pun di media sosial—baik mengunggah, mengomentari, menyukai, atau lainnya—yang bisa membuat kita menyesal kelak, di hari ketika seluruh perbuatan kita diperlihatkan oleh Allah SWT."

     

    Komentar

    Tampilkan

    • Menjaga Lisan Digital: Etika Muslim di Media Sosial
    • 0

    Jadwal Shalat

    ”jadwal-sholat”