
![]() |
Dr. Tgk. Mufakkir Muhammad (Penceramah MRB) |
Iman, Amal Saleh, dan Berbakti kepada Orang Tua
Oleh: Dr. H.A. Mufakhir Muhammad, MA
Kajian kita pada kesempatan ini kembali menyinggung pesan-pesan penting dari Al-Qur’an tentang iman, amal saleh, dan tobat. Allah berfirman dalam surah Al-Ankabut, bahwa ada orang yang berbuat maksiat, menganggap dirinya terbebas dari pengawasan Allah, seolah-olah Allah tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan. Pemahaman seperti ini jelas keliru. Allah menegaskan, “Saa a ma yahkumun”, buruk sekali sangkaan mereka.
Sebaliknya, orang beriman selalu yakin bahwa setiap amal, baik atau buruk, senantiasa dalam pengawasan Allah. Karena itu, Al-Qur’an sering menggandengkan antara iman dan amal saleh. Bahkan seringkali ditambahkan dengan tobat. Jadi tiga hal inilah yang menjadi kunci: iman, amal saleh, dan tobat.
Orang beriman yang disertai amal saleh akan dihapuskan segala dosanya oleh Allah, dan bahkan dibalas dengan pahala yang jauh lebih baik dari amalnya. Rasulullah menjelaskan, salat berjamaah nilainya 27 kali lipat dibanding salat sendiri. Itu ukuran yang kita tahu, namun Allah bisa memberi balasan tanpa batas sesuai kehendak-Nya. Demikian pula dengan sedekah; pahalanya bisa berlipat hingga 700 kali, bahkan lebih, karena Allah Maha Pemurah kepada hamba-Nya.
Amal saleh itu luas: tidak hanya ibadah mahdhah seperti salat atau puasa, tetapi juga akhlak mulia, ucapan yang santun, tidak menyakiti orang lain, jujur, dan menolong sesama. Semua itu termasuk amal saleh yang akan membawa manfaat, bukan hanya bagi diri sendiri, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan orang tua. Bahkan, keberhasilan seorang anak yang saleh juga menjadi kebahagiaan dan pahala yang mengalir kepada orang tuanya.
Rasulullah menegaskan, apa pun dosa manusia, bila dia bertobat dengan penuh penyesalan, maka Allah akan mengampuninya. Sebesar apa pun dosa itu, langit yang biru sekalipun penuh dengan dosa manusia, Allah tetap membuka pintu ampunan selama hamba-Nya bertaubat dengan sungguh-sungguh.
Orang yang beriman dan istiqamah akan mendapat ketenangan menjelang wafatnya. Allah mengutus malaikat untuk menenangkan mereka dengan firman-Nya: “Jangan takut, jangan bersedih, bergembiralah dengan surga yang dijanjikan.” Bahkan mereka diberi kabar gembira sejak di dunia, menjelang ajalnya.
Keteladanan Rasulullah saw juga menjadi bukti nyata kebenaran Islam. Ada orang yang belum pernah mendengar ceramah beliau, namun langsung terpesona dengan akhlaknya yang agung. Akhlak Rasul itulah dakwah yang paling nyata.
Selain beriman dan beramal saleh, Allah mewajibkan kita berbuat baik kepada orang tua. Doa untuk ayah dan ibu hendaknya tidak pernah putus. Bahkan, dalam berdoa, setelah memuji Allah dan berselawat kepada Nabi, kita dianjurkan untuk mendoakan orang tua sebelum menyebutkan hajat kita sendiri. Doa anak saleh adalah amal yang terus mengalir bagi orang tuanya, bahkan setelah mereka meninggal dunia.
Ada kisah pada masa Rasulullah, seorang anak yang dahulu sering sakit disembuhkan Allah melalui doa ayahnya. Namun ketika dewasa dan hidup berkecukupan, ia justru melupakan ayah dan ibunya, tidak memperhatikan mereka yang sudah renta. Padahal doa orang tua itulah yang dahulu menyelamatkannya dari sakit dan membawanya kepada kehidupan yang baik. Kisah ini menjadi pelajaran agar kita jangan sekali-kali durhaka kepada orang tua.
Akhirnya, marilah kita menjadikan iman, amal saleh, tobat, dan bakti kepada orang tua sebagai bekal utama dalam kehidupan. Inilah jalan keselamatan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Semoga Allah meneguhkan kita dalam keimanan, memberikan kekuatan untuk beramal saleh, serta melapangkan hati kita untuk selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu.
(Disarikan oleh Sayed Muhammad Husen dari Ceramah Maghrib Masjid Raya Baiturrahman, Rabu, 1 Oktober 2025)